Suara.com - Kasus bayi meninggal saat proses persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang Jawa Timur cukup menjadi perhatian publik. Lantaran, pihak rumah sakit diduga mengabaikan permintaan operasi caesar dari puskesmas yang memberi rujukan kepada pasien.
Proses persalinan ini dilakukan mulai pukul 18.30 WIB. Pada saat itu, sang ibu mengejan hanya sampai kepala bayi sudah keluar, tetapi persalinan mengalami kemacetan atau distosia bahu.
Berat badan bayi yang cukup besar dan pundak yang lebar membuatnya mengalami kesulitan. Dokter yang menanganinya pun sampai harus menggunakan alat sedot untuk mengeluarkan bayi.
Karena kepala bayi terjepit di pangkal pinggung selama 10 menit, bayi itu pun meninggal dunia.
Pada akhirnya, dokter harus mengambil tindakan pemisahan organ tubuh bayi yang sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) untuk menyelamatkan ibu bayi.
![RSUD Jombang, Jawa Timur. [Suara.com/Zen Arivin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/03/99865-rsud-jombang-suaracomzen-arivin.jpg)
Distosia bahu adalah cedera lahir yang terjadi ketika salah satu atau kedua bahu bayi tersangkut di dalam panggul ibu selama persalinan.
Dalam kebanyakan kasus, dilansir dari Cleveland Clinic, bayi yang mengalami distosia bahu bisa lahir dengan selamat. Walau begitu, itu pun bisa menimbulkan masalah kesehatan lain pada ibu dan bayi.
Kondisi ini tergolong jarang terjadi. Tingkat risiko bayi mengalami distosia bahu juga bervariasi tergantung pada berat lahir bayi.
Distosia bahu terjadi pada 0,6 hingga 1,4 persen bayi dengan berat badan antara 2,72 hingga 3,63 kg saat lahir.
Baca Juga: Dear Ibu, Kehamilan Tidak Direncanakan Bisa Tingkatkan Potensi Anak Stunting, Lho!
Risiko distosia bahu ini juga semakin meningkat menjadi 5 hingga 9 persen dari bayi lahir dengan berat badan lebih dari 3,63 kg.