Heboh Otak Pindah ke Perut Brigadir J, Seperti Apa Proses Autopsi yang Benar?

Kamis, 04 Agustus 2022 | 09:21 WIB
Heboh Otak Pindah ke Perut Brigadir J, Seperti Apa Proses Autopsi yang Benar?
Ilustrasi autopsi (unsplash.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat yang penuh misteri ini cukup menjadi perhatian publik. Bahkan, publik pun ingin mengetahui hasil autopsi Brigadir J tersebut.

Meskipun hasil autopsi dari Tim Forensik masih akan dirilis beberapa minggu lagi. Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak membeberkan luka-luka yang diyakini dialami kliennya.

Adapun luka-lukanya berupa adanya perekat semacam penempela lem di bagian kepala, retakan di bagian tengkorak enam, retakan di leher ke aras bibir hingga otak yang berpindah ke bagian dada dekat perut.

"Terdapat plastik ketika diangkat ada jaringan otak. Jadi otak ada di dada. Apakah ini standarnya forensik, saya enggak paham," kata Kamaruddin membacakan laporan yang ia terima.

Baca Juga: 5 Posisi Seks yang Bikin Suami Makin Bergairah, Wanita Wajib Tahu!

Ekshumasi atau autopsi ulang pada jenazah Brigadir J pun dilakukan di RSUD Sungai Bahar, Jambi, pada Rabu, 27 Juli 2022. Setelah diautopsi ulang, jenazah Brigadir J dimakamkan secara kedinasan Polri.

Sejumlah orang mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan]
Sejumlah orang mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan]

Pernyataan pengacara Brigadir J terkait otak pindah ke perut ini pun cukup menarik perhatian publik. Tak sedikit publik yang mungkin penasaran dengan proses autopsi.

Autopsi merupakan prosedur media untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh orang yang sudah meninggal. Prosedur medis ini biasanya dilakukan untuk mencari tahu penyebab orang itu meninggal, terutama bila kematiannya tidak wajar.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter forensik ini harus dilakukan secepat mungkin, sekitar 2 hingga 3 hari setelah kematian seseorang.

Langkah pertama, dilansir dari Hellosehat, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan eksternal tubuh, mulai dari tinggi dan berat badan, bentuk gigi, warna mata, dan luka gores.

Baca Juga: Cegah Cacar Monyet, Ganjar Pranowo Minta Pemerintah Perketat Akses Masuk

Dokter kemudian akan melakukan pembedahan untuk memeriksa kondisi organ dalam tubuhnya, seperti jantung, ginjal hingga otak. Pembedahan ini juga dilakukan untuk mencari tahu adanya kerusakan organ.

Pada proses pembedahan organ tubuh ini, kulit dan jaringan di bawahnya akan dipisahkan. Lalu, tulang rusuk didepan dilepas agar lebih mudah mengambil setiap organ tubuh.

Pada pembedahan organ otak, dokter biasanya akan melakukan potongan pada kepala dari satu telinga ke telinga lainnya.

Setelah itu, mereka akan mengambil bagian tengkorak untuk diangkat lebih dulu dan otak akan terlihat jelas.

Organ-organ tubuh yang sudah diangkat atau dikeluarkan ini akan diperiksa dengan mata telanjang hingga pemeriksaan mikroskop yang memakan waktu lama.

Setelah proses pemeriksaan selesai, organ tubuh yang diambil ini akan dikembalikan ke dalam tubuh lagi atau disimpan dalam toples untuk keperluan penelitian.

Jika semua prosesnya sudah selesai, tubuh jenazah bersama organ-organ yang dikeluarkan tadi dijahit untuk dikembalikan ke pihak keluarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI