Hari Hepatitis Sedunia: Peradangan Hati dan Tingginya Risiko pada Pasien Gagal Ginjal

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 28 Juli 2022 | 09:38 WIB
Hari Hepatitis Sedunia: Peradangan Hati dan Tingginya Risiko pada Pasien Gagal Ginjal
Ilustrasi Hari Hepatitis Sedunia. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, Kamis (28/7) diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day 2022.

Hepatitis adalah peradangan hati yang sifatnya menular, disebabkan oleh virus dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.

Dikatakan, virus Hepatitis B dan C telah menyebabkan sekitar 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya.

Situasi itu juga tergambarkan lewat data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, di mana prevalensi pengidap hepatitis di Indonesia mencapai 0,4 persen.

Baca Juga: Jemaah Haji Asal Aceh Meninggal di Mekah Akibat Gagal Ginjal Akut: Kenali Gejalanya

Bahaya Hepatitis bagi Pasien Gagal Ginjal

Ilustrasi cuci darah atau hemodialisis

Di dunia termasuk di Indonesia, Hepatitis C telah menjadi salah satu jenis hepatitis prioritas dan sorotan, akibat risiko penularannya yang sangat tinggi.

Terlebih, pasian gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, memiliki presentasi risiko terinfeksi Hepatitis C yang cukup tinggi yaitu sebesar 15,16 persen.

Ironisnya, risiko terinfeksi virus Hepatitis C akan semakin meningkat apabila semakin lama waktu pasien tersebut menjalani hemodialisis.

Prevalensi Hepatitis C pada pasien hemodialisis masih tetap tinggi karena pasien tersebut memiliki kecenderungan untuk menularkan virus Hepatitis C ke pasien Hemodialisis lainnya.

Baca Juga: Jemaah Haji Asal Aceh Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Ternyata Ini Penyebabnya

Hal itu juga dipicu karena pasien hemodialisis dengan Hepatitis C jarang mendapatkan pengobatan yang optimal.

Saat ini telah tersedia terapi anti-Hepatitis C Virus golongan Direct Acting Antivirus (DAA) yang terbukti secara klinis mencapai respon kesembuhan lebih dari 95 persen.

Selain itu, upaya-upaya pencegahan infeksi Hepatitis C lain bagi pasien hemodialisis juga bisa dilakukan.

Salah satunya menjalani standar prosedur pengendalian infeksi meliputi perilaku higienis yang terbukti secara efektif dapat mencegah penularan melalui darah dan cairan yang terkontaminasi di antara pasien.

Pasien gagal ginjal dan keluarga juga diminta melakukan upaya disiplin dalam menjaga kebersihan tangan, keamanan injeksi, dan pembersihan lingkungan.

"Akses pengobatan yang optimal dan deteksi dini nantinya memiliki peranan yang besar dalam menurunkan angka penderita Hepatitis C dan risiko penularannya," kata Managing Director Merck Sharp & Dohme Indonesia - George Stylianou, dikutip dari siaran pers, Kamis (28/7/2022).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI