Mampukah Laboratorium Indonesia Mendeteksi Infeksi Cacar Monyet?

Rabu, 03 Agustus 2022 | 10:00 WIB
Mampukah Laboratorium Indonesia Mendeteksi Infeksi Cacar Monyet?
ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satgas Monkeypox PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan belum ada kasus cacar monyet terkonfirmasi hingga 2 Agustus 2022 ini.

Di wilayah Asia Tenggara sendiri, tiga negara telah melaporkan kasus cacar monyet, yaitu Singapura, Thailand, dan Filipina.

Data secara global, total kasus sakit yang disebabkan oleh monkeypox itu telah mencapai 22.485, dan tersebar di 76 negara.

"Saat ini, di Indonesia sampai detik ini belum ada kasus terkonfirmasi. Namun pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat harus tetap waspada," kata Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr. Hanny Nilasari dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Cegah Monkeypox, Masyarakat Diingatkan Jaga Kesehatan Kulit

Di sisi lain muncul keraguan terkait kemampuan kapasitas laboratorium di Indonesia dalam mendeteksi adanya kasus monkeypox. 

Ketua umum Perhimpunan dokter spesialis patologi klinik dan kedokteran laboratorium Indonesia Profesor Aryati, menyampaikan, bahwa laboratorium di seluruh Indonesia telah siap untuk melakukan tes terkait monkeypox.

Hanya saja, alur tes telah ditetapkan secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan. 

"Sudah ada alur dari Kemenkes yang telah disosialisasi pada anggota, jadi memang dari Dirjen P2P (Pelayanan dan Pencegahan Penyakit) telah memaparkan alur tersebut."

"Termasuk lembaganya (yang lakukan tes), gejala, dan lain-lain. Dan kami laboratorium tentu siap untuk melakukan itu semua ini menggunakan molekuler," tutur Profesor Aryati dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Cegah Kasus Cacar Monyet Masuk Indonesia, Ini Rekomendasi Lengkap Satgas Monkeypox PB IDI

Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan monkeypox juga perlu kehati-hatian. Terlebih saat ini monkeypox telah dutetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

"Sehingga perlu ada kohesi yang sangat baik antara pemerintah termasuk untuk menyiapkan semua fase, dari mulai menyiapkan informasi, rumah sakit, puskesmas, klinik, semua itu harus disiapkan," tuturnya.

Perhimpunan dokter Spesialis Mikrobiologi klinik Indonesia (PAMKI) dr. Nelly Puspandari juga mengungkapkan bahwa alur tes masih terpusat di laboratorium nasional.

Dan baru akan dikembangkan ke laboratorium jejaring di setiap regional. Sehingga, rumah sakit di daerah saat ini tidak didorong untuk melakukan tes monkeypox. 

"Ada pertimbangan baik secara distribusi reagen kemudian pertimbangan ekonomi juga yang menjadi konsideran pemerintah dalam melakukan pemeriksaan. Tapi saat ini sedang dalam proses memperbanyak lab yang mampu melakukan deteksi dan memiliki reagen," ujarnya.

Menurut dokter Nelly, sebagian besar laboratorium yang ada di Indonesia telah  berkompeten lakukan tes monkeypox.

Hanya saja karena penyakit tersebut termasuk wabah global, sehingga penanganannya pun ditentukan secara terpusat melalui Kemenkes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI