Suara.com - Usai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, penyebaran informasi mengenai kasus ini pun semakin liar. Beberapa informasi memang benar sesuai faktanya, tetapi ada pula yang salah kaprah.
Karena itu, semua orang perlu memahami mana informasi seputar cacar monyet yang benar dan salah. Informasi yang salah pastinya akan semakin menyesatkan masyarakat dan mungkin memicu penyebaran virus yang lebih buruk.
Berikut ini dilansir dari Times of India, beberapa mitos seputar cacar monyet yang seharusnya tidak menjadi panduan.
1. Mitos: Wabah cacar monyet menyebar dari negara-negara Afrika
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Reda, Begini Cara Cegah Virus Masuk Tenggorokan
Menstigmatisasi negara atau ras tertentu atas penyebaran wabah cacar monyet adalah langkah yang salah. Cacar monyet memang dinyatakan endemik di beberapa negara Afrika Barat, di mana virus ini biasa ditemukan.
Tapi, penyebaran virus cacar monyet sejauh ini bukan dari negara-negara tersebut. Kasus cacar monyet yang dilaporkan pada tahun 2022 ini tidak berkaitan dengan riwayat perjalanan ke negara-negara tersebut.
2. Mitos: Hanya pria gay yang tertular cacar monyet
Meskipun ada laporan penularan cacar monyet dari pria ke pria atau pria homoseksual, semua orang tetap bisa tertular penyakit tersebut.
Bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah menyatakan cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual. Monkeypox dapat menyebar ketika orang yang sehat melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, melakukan hubungan seks atau kontak fisik dekat.
Baca Juga: Cegah Serangan Jantung Berulang, Ini yang Harus Dilakukan Pasien Riwayat Sakit Jantung!
3. Mitos: Cacar monyet mematikan
Sebagian besar kasus cacar monyet jarang sekali menyebabkan kematian. CDC AS telah menyatakan bahwa lebih dari 99 persen orang yang terinfeksi cacar monyet kemungkinan akan bertahan hidup. Tapi, gejala yang dialami mungkin akan terasa menyakitkan.
4. Mitos: Tidak ada vaksin cacar monyet
Meskipun tidak ada vaksin eksklusif untuk cacar monyet, CDC AS mengatakan virus cacar monyet dan cacar secara genetik serupa, vaksin yang dikembangkan untuk melindungi terhadap virus cacar dapat digunakan untuk mencegah infeksi cacar monyet.
Di India, pemerintah serikat tidak berencana menyediakan vaksin cacar untuk melawan infeksi cacar monyet sementara waktuini.
"Kami hanya memiliki empat kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di India. Dalam situasi saat ini, kami rasa belum membutuhkan vaksinasi tetapi kami tidak sepenuhnya menolak. Jika nanti kita membutuhkannya, kami akan mempertimbangkannya," kata seorang pejabat kementerian kesehatan kepada media.
5. Mitos: Cacar monyet mirip cacar air
Meskipun terlihat mirip dengan cacar air, infeksi cacar monyet jauh berbeda dengan jenis cacar tersebut.
Selain gejala cacar monyet yang lebih menyakitkan, cacar monyet juga menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.