Suara.com - Satgas Monkeypox Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan belum ada kasus terkonfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia.
Meski begitu, bukan tidak mungkin nantinya penyakit tersebut ditemukan, mengingat tiga negara di Asia Tenggara telah melaporkan kasus monkeypox.
Data secara global, total kasus monkeypox telah mencapai 22.485 kasus tersebar di 76 negara, tiga di antaranya negara Asia Tenggara.
Yakni, Singapura telah melaporkan 11 kasus terkonfirmasi, Thailand melaporkan dua kasus, dan Filipina melaporkan satu kasus.
Baca Juga: Viral Penderita Cacar Monyet Naik Kereta: Dampak Kurang Edukasi dan Stigma 'Penyakit Gay'
"Saat ini, di Indonesia sendiri sampai 2 Agustus 2022 belum ada kasus terkonfirmasi. Namun pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat harus tetap waspada," kata Ketua Satgas Monkey Pox PB IDI dr. Hanny Nilasari dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/8/2022).
Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah menetapkan wabah penyakit monkeypox itu sebagai kondisi kesehatan darurat atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada Sabtu, 23 Juli 2022.
Keputusan tersebut ditetapkan saat rapat kedua bersama Komite Kedaruratan Regulasi Kesehatan Internasional.
Untuk merespon ancaman kesehatan global tersebut, Satgas Monkeypox PB IDI mengeluarkan rekomendasi untuk pemerintah, tenaga kesehatan, juga masyarakat.
Rekomendasi Satgas Monkeypox PB IDI untuk Pemerintah
Baca Juga: Kematian Kedua Akibat Cacar Monyet Terkonfirmasi, Seberapa Mematikan Penyakit Ini?
Pertama, memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLBDN) dengan melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu, pengamatan tanda dan gejala.
Pada pelaku perjalanan dengan kondisi demam sebaiknya dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter yang bertugas di pelabuhan, bandara, ataupun PLBDN.
Kedua, meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnosis molekuler spesimen pasien yang dicurigai menderita monkeypox sesuai rekomendasi WHO.
Ketiga, meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait epidemi, gejala, cara penularan, dan cara langkah pencegahan pribadi.
Keempat, meningkatkan kemampuan dalam identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan global monkeypox.
Kelima, memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai situasi monkeypox secara berkala dan transparan untuk mencegah terjadinya kepanikan akibat ketimpangan siaran berita.
Rekomendasi Satgas Monkeypox PB IDI untuk Tenaga Kesehatan
Pertama, segera laporkan ke Dinas Kesehatan setempat apabila terdapat kasus sesuai dengan kriteria suspek atau probable monkeypox.
Kedua, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klinis dalam pendekatan diagnosis serta tatalaksanaan monkeypox untuk meningkatkan kewaspadaan pada pasien dengan gejala klinis sesuai dengan monkeypox dan mencegah komplikasi.
Ketiga, melakukan edukasi terhadap masyarakat mengenai tanda, gejala, penularan, dan pencegahan inovasi monkeypox.
Keempat, mendukung dilakukannya kontak tracking apabila ada kasus dengan konfirmasi untuk menurunkan risiko penyebaran infeksi.
Kelima, tenaga kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri lengkap ketika menangani pasien dengan kecurigaan monkeypox, seperti mengenakan masker. Serta membersihkan benda dan permukaan yang telah disentuh pasien.
Rekomendasi Satgas Monkeypox PB IDI untuk Masyarakat
Pertama, mengurangi risiko penularan dengan selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan menjaga kebersihan tangan.
Kedua, hindari kontak langsung dengan hewan penularan monkeypox yang diduga terinfeksi, seperti hewan pengerat, marsupial, primata, baik hewan mati maupun hidup.
Ketiga, biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar.
Keempat, pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan diri. Jika mengalami gejala, segera menginformasikan riwayat perjalanan kepada tenaga kesehatan.
Jika seseorang mengalami demam atau gejala klinik terkait infeksi, segera hubungi fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
Kelima, jika seseorang mengalami gejala dan memenuhi kriteria monkeypox probabel dan terkonfirmasi segera isolasi diri hingga gejalanya menghilang.
Serta tidak melakukan kontak erat dengan orang lain selama periode infeksi. Selama periode ini pasien bisa mendapatkan perawatan supportif untuk meringankan gejala.
Keenam, pada ibu hamil yang mengalami kontak dengan pasien monkeypox dapat segera melakukan pemeriksaan di rumah sakit untuk mencegah penularan kepada janin.
Ketujuh, masyarakat secara sukarela memberikan informasi yang jujur apabila mengalami gejala monkeypox ataupun memiliki kontak dengan pasien monkeypox.