Pekan Menyusui Sedunia 2022: WHO Sebut ASI Eksklusif Jadi Kunci Penurunan Stunting di Indonesia

Senin, 01 Agustus 2022 | 22:03 WIB
Pekan Menyusui Sedunia 2022: WHO Sebut ASI Eksklusif Jadi Kunci Penurunan Stunting di Indonesia
Ilustrasi ASI Eksklusif. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memperingati Pekan Menyusui 2022, Perwakilan WHO Indonesia, Dr. N. Paranietharan mengingatkan bahwa ASI eksklusif adalah kunci sukses menurunkan stunting di Indonesia.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita atau bayi di bawah 5 tahun, akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Menurut Paranietharan, dengan pemerintah mendukung agar ibu bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, maka target global WHO untuk Indonesia bisa menurunkan stunting hingga 40 persen di 2024, dapat segera tercapai.

"Inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan memberikan perlindungan terhadap infeksi saluran cerna dan kandungan gizi yang diperlukan untuk mencegah stunting,” ujar Paranietharan melalui keterangan pers WHO Indonesia, Senin (1/8/2022).

Baca Juga: Canting Seni : Cegah Stunting Sejak Dini

Meski begitu ia juga menambahkan, 6 bulan pemberian ASI saja tidak cukup untuk menurunkan stunting, perlu memastikan bayi 6 bulan ke atas mendapatkan nutrisi tambahan dari MPASI atau makanan pendamping ASI.

“Meneruskan menyusui setelah enam bulan hingga dua tahun, bersama dengan pemberian MPASI adalah cara yang paling memadai dan paling aman, untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan memastikan perkembangan kognitif dalam fase kritis kehidupan ini,” jelas Paranietharan.

Pelaksana Tugas Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Robert Gass, juga mengatakan pemberian ASI tidak hanya bisa melindungi anak dari infeksi fatal seperti diare dan pneumonia (infeksi paru), tapi juga untuk ibu menyusui, aktivitas ini juga bisa membuatnya terhindar dari kanker payudara. Ditambah pemberian ASI juga bisa menghemat ekonomi, sehingga keluarga tidak perlu membeli susu formula yang nutrisinya tidak bisa menandingi ASI.

"Di tengah pandemi global, para pemangku kepentingan harus memberi perlindungan, edukasi, dan dukungan untuk menyusui. ASI telah terbukti sebagai strategi yang mampu menyelamatkan nyawa dan merupakan fondasi bagi masyarakat sehat, cerdas, dan produktif," ujar Gass.

Baca Juga: Bayi Prematur Memiliki Risiko Dua Hingga Tiga Kali Lipat untuk MenderitaStunting, Benarkah?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI