Virus Influenza Telah Merenggut Ratusan Ribu Orang, Bisakah Dibasmi Seutuhnya?

Senin, 01 Agustus 2022 | 20:00 WIB
Virus Influenza Telah Merenggut Ratusan Ribu Orang, Bisakah Dibasmi Seutuhnya?
Ilustrasi virus influenza (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terserang flu memang terlihat bukan masalah besar. Namun di Amerika Serikat, infeksi virus influenza ini dapat menyebabkan puluhan ribu kematian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mencatat 342.000 kematian dari tahun 2010 hingga 2020.

Dari banyaknya kematian tersebut, apakah virus ini dapat dibasmi seutuhnya?

"Tidak," menurut ahli imunologi di Pusat Penelitian Primata Nasional Oregon. Mark Slifka.

Baca Juga: Peneliti Inggris Kembangkan Vaksin yang Bisa untuk Semua Jenis Virus Corona, Termasuk Covid-19 dan Flu Biasa

Menurutnya, alasannya karena virus influenza terus bermutasi dan dapat menciptakan ribuan versi. Bila salah satu varian tidak beredar lagi, masih ada strain lainnya.

Ilustrasi virus influenza (Shutterstock)

Setiap tahun, virus flu yang bermutasi memiliki kemampuan baru. Ini membuat ilmuwan harus mengembangkan atau 'meng-update' vaksin flu.

Supaya siap menghadapi musim flu, ilmuwan harus memprediksi varian mana yang akan dominan di musim berikutnya.

"Itu hanya tebakan. terkadang mereka tidak memprediksi secara tepat," sambung Slifka, dikutip Live Science.

Dalam beberapa tahun virus flu bermutasi secara cepat, hingga melampaui kemammpuan produsen vaksin. Jadi, bisa jadi ketika vaksin siap diberikan kepada masyarakat umum, efektivitasnya sudah menurun pada varian terbaru.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele, Ini Bahayanya Penyakit Flu

Terkadang, virus yang digunakan dalam vaksin flu bermutasi selama proses pembuatan. Artinya, virus tidak lagi 'cocok' dengan vaksin.

Karenanya, CDC menyebut efektivitas vaksin flu hanya berkisar antara 10 persen hingga 60 persen dari tahun ke tahun. Dengan kata lain, orang yang menerima vaksin flu tersebut memiliki peluang 10 hingga 60 persen lebih rendah untuk terkena flu.

Pada akhirnya, memberantas flu bukanlah satu-satunya tujuan yang berharga.

"Ini adalah standar yang tinggi. Saya tidak yakin kita perlu mencapainya untuk mendapat manfaat yang jelas," tanadasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI