Suara.com - Pada beberapa pasien yang mengalami penyakit kanker laring, dibutuhkan pembedahan untuk menyembuhkan kondisinya tersebut. Salah satu prosedur penyembuhannya yaitu dengan melakukan laringektomi.
Perlu diketahui laringektomi sendiri merupakan prosedur yang biasa dianjurkan bagi pasien kanker laring yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan konservatif.
Prosedur yang satu ini dilakukan dengan pembedahan untuk mengangkat laring atau kotak suara pada seseorang. Hal ini sendiri juga akan membuat orang tersebut akan kehilangan suara miliknya.
Untuk itu, biasanya setelah melakukan pembedahan laringektomi, orang tersebut akan melakukan terapi wicara untuk melatih agar kondisinya kembali normal.
Baca Juga: Waspada! Inilah 5 Tanda Teman yang Ingin Menjauh
Terapis Wicara Poliklinik THT RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Waspada S. Tr. Kes mengatakan, dalam laringektomi dampak yang terkena tidak hanya pada suara, tetapi juga kemampuan menelan, bernapas, bahkan penciuman.
“Terapi wicara pasca laringektomi itu meliputi berbagai hal antara lain proses menelan, pernapasan, penciuman, serta vokal atau suara,” ucap Waspada dalam Webinar Perawatan Kanker Kepala Leher Komprehensif: Melangkah ke Depan, Senin (1/8/2022).
Tidak hanya itu, Waspada juga menuturkan, sebagai terapis wicara banyak hal yang harus dilakukan dalam proses terapi pascaoperasi laringektomi. Hal-hal yang harus dilakukan ini sendiri juga terbagi menjadi dua pencapaian, baik jangka panjang dan pendek, di antaranya sebagai berikut.
Jangka Pendek
Dalam proses terapi wicara jada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dilakukan, yaitu sebagai berikut.
Baca Juga: 3 Isyarat Lawan Bicara Tidak Berkenan Membicarakan Sesuatu
1. Berpartisipasi pra operasi
Sebelum operasi, terapis wicara harus memberikan edukasi, penyuluhan, informasi kepasa pasien mengenai laringektomi dan masalah pascaoperasi. Hal ini agar pasien siap untuk mengikuti rangkaian penyembuhan termasuk terapi wicara.
2. Menjaga kebersihan stoma
Stoma merupakan lubang yang dibuat pada proses pembedahan, dalam kasus ini berada pada bagian leher. Sebagai seorang terapis, Waspada menuturkan sangat penting untuk pasien mengetahui untuk tetap menjaga kebersihan bagian stoma.
Penting juga untuk memberi informasi mengenai perubahan struktur dan fungsi sistem pernapasan setelah pengangkatan laring.
3. Keselamatan lingkungan penting
Penting untuk pasien menghindari suhu yang ekstrem serta angin kencang. Tidak hanya itu, air juga jangan sampai masuk ke dalam stoma.
4. Menghirup udara ke esofagus
Esofagus sendiri merupakan bagian yang menghubungnkan kerongkongan dan lambung. Pada hal ini terapis juga harus mengajari pernapasan melalui esofagus. Hal ini agar alur pernapasan tepat dan benar.
5. Produksi bicara
Hal penting lainnya yaitu pasien yang belajar vokal kembali. Nantinya pasien diajarkan untuk mengucapkan konsonan suku kata perlahan. Setelah itu, belajar kata hingga frasa hingga bisa kembali berkomunikasi dengan orang lain.
Jangka panjang
Pada jangka panjang sendiri proses terapis wicara ini menginginkan keberhasilan akan beberapa hal di antaranya sebagai berikut:
- Pasien dapat menggunakan media nonlaring untuk bisa menghasilkan suara untuk berkomunikasi dengan orang lain.
- Dapan menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikannya.
- Dapat mendemonstrasikan perawatan diri terkait pembersihan stoma atau prosesis trakea.