Update Covid-19 Global: Studi Sebut Tidak Ada Gerbong Kereta yang Aman dari Corona

Senin, 01 Agustus 2022 | 12:01 WIB
Update Covid-19 Global: Studi Sebut Tidak Ada Gerbong Kereta yang Aman dari Corona
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Update Covid-19 global hari ini menunjukan bahwa virus SARS CoV 2 bisa menyebar di seluruh gerbong kereta, sehingga protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat.

Data Worldometers, Senin (1/8/2022) menunjukan infeksi baru masih bertambah ratusan ribu kasus per hari, dengan ribuan orang sehari meninggal dunia.

Kini total yang sudah terinfeksi ada 582 juta orang dan 6,4 juta diantaranya meninggal dunia. Jumlah orang yang bisa menularkan virus atau kasus aktif tercatat masih ada 23,3 juta orang.

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Mengutip Mirror, Peneliti Cambridge anda Imperial College London mengingatkan potensi Covid-19 melalui udara yang bisa menyebar di sepanjang gerbong kereta.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Selandia Baru Alami Lonjakan Kematian Pada Lansia

Bahkan para peneliti juga mengklaim, bahwa tidak ada satupun tempat teraman bagi penumpang untuk menurunkan risiko penularan.

Hal ini terungkap melalui penelitian model matematis, yang dilakukan peneliti untuk bantu memprediksi risiko penularan penyakit di kereta. Ditemukan tidak adanya sistem ventilasi yang baik, sehingga risiko penularannya sama di setiap gerbong.

Selain itu, peneliti juga memastikan penggunaan masker lebih efektif menurunkan risiko penularan,  dibandingkan jarak sosial yang dilakukan di dalam kereta.

Hasil penelitian juga menunjukan betapa pentingnya, kereta api memiliki sistem ventilasi yang baik, untuk menjaga keselamatan penumpang, khususnya dari infeksi Covid-19.

"Ada banyak faktor berbeda yang dapat mempengaruhi risiko penularan di dalam kereta api. Apakah orang di dalam kereta divaksinasi, dan apakah mereka memakai masker, serta seberapa ramai di dalam kereta," jelas Peneliti Utama dari Cambridge, Rick de Kreij.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 23 Juli: Positif 2.661, Sembuh 2.097, Meninggal 1

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI