Serba-Serbi Penyakit Hepatitis: Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan

Senin, 01 Agustus 2022 | 10:46 WIB
Serba-Serbi Penyakit Hepatitis: Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan
Ilustrasi Hepatitis Akut - Gejala Awal Hepatitis Akut Pada Anak dan Dewasa (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hepatitis merupakan peradangan pada hati atau liver. Seperti diketahui, hati (liver) termasuk organ pencernaan yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh.

Infeksi virus hepatitis dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dalam proses pencernaan hingga penyaringan racun dan zat berbahaya dalam tubuh. Simak informasi selengkapnya mengenai serba-serbi penyakit hepatitis seperti dilansir dari Hello Sehat.

Apa Itu Hepatitis?

Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus sehingga mudah ditularkan dari orang ke orang. Setidaknya ada 5 jenis virus hepatitis yang menyebabkan epidemi besar di berbagai belahan dunia, yakni virus hepatitis A, B, C,D dan E.

Baca Juga: Pencegahan Cacar Monyet Mirif dengan Prokes Covid-19

Sementara itu penyakit peradangan ini dapat disebabkan karena konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu serta penyakit autoimun.

Penyakit ini bisa diatasi dengan pengobatan medis yang disesuaikan dengan penyebabnya. Sebagai informasi, infeksi virus hepatitis A dan hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi.

Tanda dan Gejala Hepatitis

Tak semua jenis hepatitis menunjukkan gejala. Terlebih, gejala yang tidak terlalu kentara muncul pada tahap awal infeksi dalam sekitar 80 persen kasus. Sisanya bisa menunjukkan gejala dengan tingkat yang bervariasi. 

Gejala hepatitis bisa bersifat ringan tetapi juga parah bagi sebagian orang yang meliputi:

Baca Juga: Orangtua, Yuk Ketahui Bahaya Diabetes Melitus dan Gejalanya pada Anak

  • Demam
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual atau muntah
  • Nyeri lambung
  • Nyeri sendi atau otot
  • Perubahan frekuensi BAB dan buang air kecil
  • Kulit dan bagian putih mata menguning (Jaundice)
  • Gatal-gatal
  • Perubahan mental seperti kurang konsentrasi atau koma
  • Pendarahan dalam

Penyebab dan Faktor Risiko Hepatitis

Penyebab utama penyakit ini adalah infeksi virus yang berlangsung di dalam hati sehingga menyebabkan peradangan. Kasus yang paling sering terjadi di Indonesia adalah infeksi virus hepatitis  A, B, dan C (VHA, VHB, dan VHC). Ketiganya punya karakteristik virus yang berbeda sehingga cara penularannya pun berbeda.

1. Hepatitis A

Infeksi virus hepatitis A memunculkan gangguan kesehatan paling ringan dibandingkan jenis hepatitis lainnya. Pada umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Biasanya ketika orang terinfeksi VHA gejalanya berupa sakit kepala, mual dan muntah dan penyakit kuning.

Sementara itu penularan VHA dapat terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang tercemar, kontak langsung dengan penderita terutama ketika berhubungan seks. Penyakit hepatitis A ini dapat dicegah melalui vaksinasi dan penerapan perilaku bersih sehat.

2. Hepatitis B

Gejala hepatitis B akut yang muncul umumnya adalah mengalami rasa sakit di abdomen (bagian perut atas) di sebelah kanan, penyakit kuning dan urine berubah warna gelap dan pekat seperti teh.

Penularan VHB 95 persen terjadi secara vertikal yakni ketika proses persalinan. Sedangkan penularan sebesar 5 persen berlangsung secara horizontal melalui proses transfusi darah, penggunaan jarum suntik, pisau cukur, dan transplantasi organ. Infeksi virus hepatitis B ini bisa dicegah melalui vaksinasi sejak dini.

3. Hepatitis C

Penderita penyakit hati kronis seperti sirosis atau kanker hati cenderung lebih mudah mengalami hepatitis C. Umumnya infeksi VHC akan berkembang ke tahap kronis sehingga dibutuhkan pengobatan khusus.

Namun sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat meninimalisir VHC. Terlebih virus ini punya tipe gen atau genotip yang berbeda-beda.

Sama halnya seperti VHB, infeksi VHC dapat ditularkan melalui transfusi darah, cairan tubuh dan transplantasi organ. Sementara itu penularan dari persalinan atau hubungan seksual terjadi dalam kemungkinan kecil.

4. Hepatitis D dan E

Dua virus hepatitis lainnya VHD dan VHE memang tak banyak ditemukan kasusnya di Indonesia tapi penyebarannya perlu diwaspadai. VHD alias virus delta merupakan jenis virus hepatitis yang paling jarang ditemukan tapi juga paling berbahaya di antara virus hepatitis lainnya. 

Sebagai informasi, VHD memerlukan VHB (virus hepatitis B) untuk dapat berkembang biak sehingga hanya bisa ditemukan pada penderita hepatitis B.

Sementara itu VHE memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan VHA (virus hepatitis A), yaitu termasuk jenis virus yang ditularkan melalui fecal oral atau masuk melalui mulut.

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan hepatitis dapat disesuaikan dengan jenis hepatitis dan tingkat keparahannya. Metode pengobatan hepatitis yang dapat dilakukan adalah pemberian obat-obatan dan transplantasi hati. Berikut penjelasannya.

1. Obat interferon

Beberapa jenis hepatitis akibat virus bisa sembuh dengan sendirinya. Namun obat-obatan pun perlu dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut.

Jenis obat yang diresepkan oleh dokter adalah interferon yang biasanya diberikan lewat suntikan setiap minggu selama 6 minggu.

2. Obat imunosupresan

Untuk mengatasi hepatitis akibat penyakit autoimun, dokter dapat memberikan obat imunosupresan terutama kortikosteroid, seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien juga dapat diberikan obat azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

3. Obat antivirus

Pada beberapa kondisi misalnya hepatitis B atau hepatitis C kronis, dokter bisa memberikan obat antivirus, seperti entecavir, ribavirin, atau tenofovir. Obat-obatan itu bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus dengan mekanisme yang berbeda-beda.

4. Obat cacing hati

Pada penderita hepatitis yang disebabkan oleh cacing hati, pemberian obat-obatan disesuaikan dengan jenis cacing menginfeksi hati. Obat-obatan tersebut meliputi: praziquantel atau albendazole, untuk clonorchiasis dan triclablendazole dan possibly nitazoxanide, untuk fascioliasis.

5. Transplantasi hati

Jika hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter akan merekomendasikan tindakan transplantasi hati. Lewat prosedur ini maka organ hati pasien yang rusak akan diganti dengan organ hati yang sehat dari pendonor. 

Selain penanganan yang telah disebutkan, penderita hepatitis akibat penggunaan obat-obatan tertentu perlu menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut.

Pencegahan Terhadap Hepatitis

Cara mencegah terjangkit virus hepatitis adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dapat dilakukan dengan beberapa langkah yakni:

  • Rutin cuci tangan dengan sabun
  • Pastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang
  • Tidak bergantian alat makan dengan orang lain
  • Hindari kontak dengan orang sakit
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
  • Kurangi mobilitas
  • Gunakan masker
  • Jaga jarak dengan orang lain
  • Hindari keramaian atau kerumunan
  • Pemberian vaksin hepatitis
  • Pakai kondom saat berhubungan seks
  • Hindari berbagi jarum suntik
  • Mencegah penularan hepatitis lewat transfusi darah
  • Hindari berenang sebagai pencegahan hepatitis misterius

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI