Hasil Penelitian: Anak-Anak Transgender 3 Kali Lebih Berisiko Alami Masalah Kesehatan Mental

Sabtu, 30 Juli 2022 | 13:45 WIB
Hasil Penelitian: Anak-Anak Transgender 3 Kali Lebih Berisiko Alami Masalah Kesehatan Mental
Ilustrasi seorang yang mengalami gangguan depresi. (Pexels/Keenan Constance)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menemukan anak-anak transgender 3 kali lipat lebih berisiko mengalami depresi, kecemasan dan masalah kesehatan lainnya. 

Dr Ken Pang, yang menjalankan praktik pediatrik mengatakan risiko masalah kesehatan mental itu lebih tinggi pada anak-anak transgender, karena ketidakpuasan gender, stres mengalami stigma, dan anak-anak mengalami bentuk diskriminasi lain seperti transfobia. 

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak transgender hampir 6 kali lebih mungkin untuk merasa ingin bunuh diri daripada anak-anak cisgender. 

Menurut Dr Pang, penelitian sebelumnya telah menunjukkan mengenai risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya pada anak-anak transgender. 

Baca Juga: Dipaksa Kenakan Hijab, Siswi di Bantul Depresi

Ilustrasi anak-anak (Pixabay/HaiBaron)
Ilustrasi anak-anak (Pixabay/HaiBaron)

Tetapi, tingkat perjuangan kesehatan mental yang diamati pada anak-anak transgender dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mereka menghadapi tantangan yang lebih besar daripada yang diperkirakan semula. 

Penulis studi menulis bahwa penelitian sebelumnya yang menggunakan sampel klinis anak-anak transgender usia 5 hingga 11 tahun melaporkan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah. 

"Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh anak-anak transgender yang menghadiri klinik spesialis gender cenderung mendapat dukungan dari keluarga mereka," kata Dr Ken dikutip dari Metro UK. 

Menurut Dr Ken, dukungan dari keluarga adalah faktor pelindung utama untuk menjaga kesehatan mental remaja transgender. 

Berbeda dengan anak transgender lainnya dalam populasi umum yang tidak mendapatkan dukungan dari orangtua. 

Baca Juga: Diduga Dipaksa Pakai Jilbab, Seorang Siswi SMA Negeri di Bantul Disebut Alami Depresi

Menurut para peneliti, ini adalah studi pertama yang melaporkan tingkat masalah terkait DSM-5 menggunakan sampel populasi anak-anak transgender yang representatif. 

"Temuan kami menunjukkan bahwa anak-anak transgender sudah menunjukkan peningkatan kerentanan terhadap masalah kesehatan mental pada usia 9-10 tahun, dibandingkan dengan rekan-rekan cisgender mereka," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI