15 Anak yang Terinfeksi Hepatitis Akut Misterius Membutuhkan Transplantasi Hati

Jum'at, 29 Juli 2022 | 22:47 WIB
15 Anak yang Terinfeksi Hepatitis Akut Misterius Membutuhkan Transplantasi Hati
Ilustrasi anak sakit (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 15 anak-anak di Inggris yang terinfeksi hepatitis akut misterius membutuhkan transplantasi hati dan 225 dirawat di rumah sakit.

Namun, menurut Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris (UKHSA), hari ini, Jumat (29/7/2022), tidak ada kematian yang tercatat.

Peneliti telah menduga kasus hepatitis akut misterius kali ini disebabkan oleh dua virus, yakni adeno-associated virus 2 (AAV2) dan adenovirus.

Kedua virus tersebut sebenarnya dapat menyebabkan pilek, diare, dan muntah, lapor The Sun.

Baca Juga: Gabungan 2 Virus Ini Diduga Menjadi Penyebab Hepatitis Akut Misterius pada Anak-Anak

Ketika keduanya bergabung untuk menginfeksi anak-anak, mereka dinilai dapat menyebabkan kerusakan hati parah.

Ilustrasi Hepatitis Akut (Pixabay)
Ilustrasi Hepatitis Akut (Pixabay)

Di antara 274 kasus di Inggris, sebanyak 258 diuji terinfeksi adenovirus dan hasilnya 170 positif (65,9 persen). Sementara AAV2 terdeteksi di sebagian besar kasus yang diteliti.

Adenovirus biasanya tidak berbahaya dan sering menginfeksi anak-anak, dan AAV2 tidak bisa menyebabkan infeksi tanpa adanya virus lain.

Jadi, AAV2 membutuhkan 'penolong' agar dapat membelah diri di dalam tubuh agar dapat menyebabkan penyakit. Dalam hal ini, virus adenovirus adalah 'penolong' tersebut.

Peneliti pun menekankan bahwa virus corona tidak terlibat dalam kasus hepatitis akut misterius ini.

Baca Juga: Ada 45 Suspek Hepatitis Akut di Jakarta, Warga Diminta Konsumsi Makanan dan Minuman Matang

"Beberapa rangkaian penyelidikan mengarah pada kemungkinan bahwa beberapa faktor berbeda telah bergabung, untuk menyebabkan penyakit parah pada beberapa anak," jelas Direktur Infeksi Klinis dan Emerging di UKHSA, Meera Chand.

UKHSA mengatakan bahwa mereka terus bekerja sama dengan tim akademisi dan ilmuwan internasional untuk memahami mengapa kasus ini terjadi dan kemungkinan risiko masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI