Suara.com - Update Covid-19 global. Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari dua tahun diprediksi masih akan ada dalam jangka panjang. Ini juga yang membuat vaksin akan digunakan terus menerus, bahkan dibuat dalam bentuk semprot.
Sementara data Worldometers, Jumat (29/7/2022) mencatat, infeksi baru masih bertambah 810 ribu kasus baru dalam sehari, dengan 1.765 pasien dinyatakan meninggal dunia.
Kini total yang sudah terinfeksi Covid-19 ada 579 juta orang dan 6,4 juta diantaranya meninggal dunia. Jumlah orang yang bisa menularkan virus atau kasus aktif tercatat masih ada 23,5 juta orang.
Mengutip ABC News, masa depan vaksin Covid-19 diprediksi tidak akan lagi hadir dalam bentuk suntikan, melainkan dibuat dalam bentuk semprotan hidung atau bahkan berupa tempelan di kulit atau patch selama beberapa menit.
Baca Juga: Data Satgas Covid-19: Bali Jadi Provinsi dengan Angka Keterisian Tempat Tidur Tertinggi di Indonesia
Bahkan rencana ini sudah dibicarakan sekelompok ilmuwan, dokter dan pejabat kesehatan di Gedung Putih Amerika Serikat, dan membahas generasi berikutnya vaksin Covid-19.
Nantinya vaksin juga akan mampu memberikan perlindungan yang lebih merata di semua varian Covid-19, diprediksi juga vaksin bisa mencegah infeksi Covid-19.
"Pendekatan inovatif jelas diperlukan untuk mendorong perlindungan yang lebih luas dan tahan lama terhadap virus corona yang diketahui maupun tidak diketahui variannya," ujar Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci.
Ia mengaku sangat bersyukur vaksin bisa mencegah lebih dari dua juta kematian di Amerika, dan bisa menghemat hingga satu triliun dollar biaya perawatan masyarakat, bahkan mencegah 20 juta kasus rawat inap akibat Covid-19.
Para ilmuwan lain juga meyakini, vaksin yang disemprotkan ke hidung disebut sebagai vaksin mukosa, atau vaksin dalam bentuk patch kecil maupun yang dioleskan ke kulit mampu membawa jarum vaksin dalam bentuk mikro.
"Tidak hanya untuk melindungi dari penyakit, tetapi juga untuk melindungi dari mutasi dan penularan," tutup Dr. Fauci.