Data Satgas Covid-19: Bali Jadi Provinsi dengan Angka Keterisian Tempat Tidur Tertinggi di Indonesia

Kamis, 28 Juli 2022 | 21:14 WIB
Data Satgas Covid-19: Bali Jadi Provinsi dengan Angka Keterisian Tempat Tidur Tertinggi di Indonesia
Para nakes beraktivitas di area RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (4/2/2022). [Suara.com/Hyoga Dewa].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus aktif Covid-19 di Indonesia per akhir Juli ini telah naik hingga 46 ribu, terbanyak selama 3 bulan terakhir. Kenaikan jumlah kasus tersebut diikuti dengan meningkatnya angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di sejumlah daerah.

Secara nasional, tingkat BOR saat ini sebesar 15 persen, naik dari sebelumnya 8 persen pada awal Juli. Satgas Covid-19 pemerintah RI mencatat, Bali jadi daerah dengan tingkat BOR tertinggi saat ini, yaitu 14,76 persen.

Disusul DKI Jakarta 12,53 persen, Kalimantan Selatan sebesar 11,23 persen, Banten 9,82 persen, Jawa Barat 6,5 persen, dan Daerah Istimewa Yogyakarta 5,93 persen.

Ilustrasi Covid-19 - Tingkat Keparahan Omicron BA.4 dan BA.5 (Freepik)
Ilustrasi Covid-19 - Tingkat Keparahan Omicron BA.4 dan BA.5 (Freepik)

"Persentase BOR yang lebih tinggi dibanding provinsi lainnya ini dapat disebabkan karena terjadinya kenaikan kasus positif. Nyatanya 4 dari 5 provinsi tersebut menyumbangkan kenaikan kasus tertinggi pada minggu terakhir. Yaitu, DKI Jakarta 17.000 kasus, Jawa Barat 5.000 kasus, Banten 4.000 kasus, dan Bali 1.000 kasus," ungap juru bicara Satgas Covid-19 prof. drh. Wiku Adisasmito saat konferensi pers virtual, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga: Satgas Covid-19: Aturan Wajib Booster Saat Masuk Fasilitas Umum Efektif Tingkatkan Cakupan Vaksinasi

Kenaikan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat juga terjadi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) di Jakarta. Dalam satu bulan terakhir, terjadi kenaikan jumlah pasien di RSDC dari 2,76 persen menjadi 4,66 persen.

Wiku mengingatkan, meskipun infeksi varian Omicron ini lebih ringan dibandingkan varian Delta sebelumnya, namun masih tetap berbahaya bila terkena pada kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan komorbid.

Agar kembalinya kegiatan sosial dan ekonomi di masyarakat berjalan lancar, Wiku menekankan perlunya penguatan dengan penerapan dan pengawasan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan yang baik dan benar.

"Agar keadaan normal ini tidak memicu kembali lonjakan kasus di kemudian hari. Yaitu, dengan cara memakai masker dengan benar serta tidak melepaskannya saat berbicara, menggunakan sanitasi setelah bersentuhan dengan orang lain, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," tuturnya.

Selain menjalankan protokol kesehatan, masyarakat yang belum disuntik vaksin dosis ketiga atau booster juga harus segera divaksinasi, pesan Wiku.

Baca Juga: Viral Video WNA Kencing di Jalan, Imigrasi dan Polda Bali Buru Pelaku

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI