Suara.com - Tanggal 28 Juli setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day. Salah satu yang jadi perhatian yaitu hepatitis B yang bisa ditularkan ibu hamil ke anak melalui persalinan.
Inilah yang jadi alasan ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan HBsAg atau tes hepatitis B sebelum persalinan, tujuannya agar penularan hepatitis B bisa diantisipasi sebelum anak melewati jalur lahir dari vagina atau operasi caesar.
Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Alamsyah Aziz mengatakan, para dokter obgyn sudah melakukan tatalaksana ini ke semua ibu hamil.
"Nantinya ibu hamil yang terdeteksi, apabila hasil HBsAg positif, maka ia akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit bersama spesialis penyakit dalam dan obgyn yang akan berkolaborasi," ujar dr. Alamsyah dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Kamis (28/7/2022).
Baca Juga: Hari Hepatitis Sedunia: Peradangan Hati dan Tingginya Risiko pada Pasien Gagal Ginjal
Setelah dinyatakan positif, pemeriksaan selanjutnya yaitu berupa pengecekan viral load atau seberapa tinggi kadar virus dalam tubuh ibu hamil tersebut. Terlebih jika viral load lebih dari 200 ribu ia harus mengonsumsi obat TDF atau Tenofovir Disoproxil Fumarate.
"TDF kita anjurkan untuk ibu hamil, ini kita konsep pemberian TDF akan kita monitor sampai melahirkan, dan hingga 3 bulan setelah lahir," kata dr. Alamsyah.
Selanjutnya setelah melahirkan, anak juga perlu langsung diintervensi yaitu dengan diberikan vaksin hepatitis B atau vaksin HBIG.
"Vaksin ini sangat penting, karena jadi program nasional yang umumnya diberikan 2 hingga 3 dosis pada bayi baru lahir," tutup Alamsyah.
Sementera itu di Indonesia, hepatitis berada di urutan ke-8 penyakit katastropik yang memangkas dana kesehatan negara.
Baca Juga: Gabungan 2 Virus Ini Diduga Menjadi Penyebab Hepatitis Akut Misterius pada Anak-Anak
Selain itu, prevalensi hepatitis di Indonesia jadi yang tertinggi di WHO South East Asia Region, yaitu 7,1 persen atau menginfeksi sekitar 18 juta orang.