Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta dunia waspada terkait peningkatan kasus cacar monyet. Terbaru, WHO menyebut cacar monyet sudah ditemukan di 78 negara.
Sejauh ini, 98 persen kasus di luar negara-negara di Afrika di mana virus itu merupakan endemik telah dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak kelompok pria sesama jenis untuk mempertimbangkan mengurangi jumlah pasangan seksual mereka dan meminimalisasi kontak dengan pasangan baru.
"Ini adalah wabah yang dapat dihentikan ... cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengurangi risiko paparan," kata Tedros dalam konferensi pers dari Jenewa.
Baca Juga: WHO Minta Kelompok Gay Kurangi Pasangan Seksual Agar Terhindar Cacar Monyet
"Itu berarti membuat pilihan yang aman untuk diri sendiri dan orang lain," ujar dia, melanjutkan.
WHO telah menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Badan PBB tersebut merekomendasikan vaksinasi untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk pria yang berhubungan seks dengan pria dengan banyak pasangan seksual dan petugas kesehatan.
WHO memperingatkan bahwa perlu beberapa minggu setelah mendapatkan dosis kedua vaksin untuk sepenuhnya terlindungi, jadi seseorang harus mengambil tindakan pencegahan lain sampai saat itu.
Sekitar 10 persen pasien telah dirawat di rumah sakit selama wabah saat ini dan lima telah meninggal, semuanya di Afrika.
Baca Juga: Benarkah Vaksin Cacar Air Bisa Mencegah Infeksi Cacar Monyet?
Cacar monyet telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang di beberapa bagian Afrika selama beberapa dekade, tetapi kasus-kasus mulai dilaporkan di luar negara-negara endemik pada Mei.
Penyakit itu biasanya menyebabkan gejala ringan hingga sedang, termasuk demam, kelelahan, dan lesi kulit yang menyakitkan yang akan sembuh dalam beberapa minggu.
Tedros mengatakan ada sekitar 16 juta dosis vaksin yang disetujui yang tersedia, tetapi hanya dalam jumlah besar, sehingga akan memakan waktu beberapa bulan untuk memasukkannya ke dalam botol.
WHO mendesak negara-negara yang memiliki stok untuk berbagi vaksin sementara pasokan terbatas. [ANTARA]