Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. WHO juga mengimbau negara-negara untuk memproduksi vaksin dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi monkeypox tersebut.
Di luaran, muncul isu bahwa cacar monyet bisa dicegah dengan vaksin cacar air yang saat ini telah tersedia. Namun, benarkah hal tersebut?
Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Penyakit Infeksi - dr. Robert Sinto Sp.PD mengatakan, vaksin cacar air diberikan kepada balita dan digunakan untuk mencegah chickenpox, bukan monkeypox atau cacar monyet.
Namun karena penyebab cacar monyet masih satu keluarga dengan virus smallpox, maka tim medis memberikan vaksin untuk penyakit yang pada tahun 1970an itu dihentikan karena telah dinyatakan eliminasi.
Baca Juga: Indonesia Bakal Tambah 10 Laboratorium Tes PCR Cacar Monyet, Total Jadi 12
"Sehingga vaksin yang dipakai sekarang ini (untuk cacar monyet) adalah vaksin yang awalnya dulu pernah dipakai untuk vaksin smallpox, bukan oleh chickenpox," jelas dr. Robert saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Rabu (27/7/2022).
Sedangkan untuk chickenpox yang vaksinnya masih diberikan hingga saat ini dikenal sebagai vaksin varicella, untuk mencegah virus yang termasuk kelompok virus herpesviridae
Di Indonesia, kelompok orang yang terlindungi dari cacar monyet yaitu mereka yang pernah mendapatkan vaksin smallpox di tahun 1970-an.
"Kalau mau mendapat perlindungan pada waktu awal, ya dapat dikatakan bahwa mereka yang dulu pernah mendapat vaksin untuk smallpox itu yang masih mungkin mendapatkan efek proteksi," tutup dr. Robert.
Sekadar informasi, pada Sabtu (23/7) WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, karena sudah ada di lebih dari 70 negara di dunia.
Baca Juga: 2 Lab Disiapkan Buat Periksa Virus Cacar Monyet
Selain itu berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, menemukan jika penyakit ini sebagian besar memengaruhi kelompok homoseksual atau lelaki berhubungan seks dengan lelaki.
Meski begitu, penyakit ini tetap bisa menginfeksi siapapun mereka yang melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menderita cacar monyet, lebih cairan, darah atau nanah yang keluar dari ruam di kulit penderita.
Di Indonesia sendiri sudah ditemukan sembilan kasus suspek cacar monyet, tapi setelah dilakukan tes semua kasus dinyatakan negatif cacar monyet.