Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyarankan pria yang berisiko terkena cacar monyet untuk mengurangi jumlah pasangan seksualnya sementara waktu.
Peringatan itu muncul setelah WHO menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, karena total kasus melebih 19 ribu di seluruh dunia.
WHO juga mengatakan sebagian besar kasus cacar monyet sekitar 98 persen menyerang kelompok gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks sesama jenis.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memperingatkan mereka yang berisiko terinfeksi cacar monyet harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Darurat Kesehatan Global: Cacar Monyet Sudah Menyebar di 75 Negara, Termasuk Indonesia?
"Langkah ini bisa menjadi pilihan paling aman untuk diri sendiri maupun orang lain, khususnya pria yang suka berhubungan seks sesama jenis," kata Tedros dikutip dari The Sun.
Karena itu, WHO menyarankan pria dalam kelompok rentan ini mengurangi aktivitas seksualnya.
Peringatan terbaru WHO bertentangan dengan peringatan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang hanya menyarankan untuk menghindari kontak kulit ke kulit dengan orang-orang yang memiliki ruam, yang mana itu bisa jadi gejala cacar monyet.
Dr Hans Henri P. Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, telah memperingatkan bahwa vaksin saja tidak cukup untuk mengakhiri virus cacar monyet.
"Meskipun vaksinasi mungkin tersedia untuk beberapa orang dengan risiko paparan yang lebih tinggi, tapi itu tidak cukup kuat," kata Dr Kluge.
Baca Juga: Jadi Darurat Kesehatan Global, Seberapa Bahaya Cacar Monyet?
Secara umum, penderita cacar monyet biasanya mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan nyeri otot.
Gejalanya diikuti dengan ruam yang dimulai di wajah atau mulut mereka dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, terutama tangan dan kaki.
Pada beberapa kasus belakangan ini, pasien pertama kali mengalami ruam di mulut atau di sekitar alat kelamin atau anus.
Kadang-kadang, gejala seperti flu berkembang setelah ruam, tetapi ada pula yang tidak mengalami gejala ini sama sekali.