Kabar Baik, Nutrisi Pati Resisten Dapat Mengurangi Risiko Kanker Perut

Kamis, 28 Juli 2022 | 11:00 WIB
Kabar Baik, Nutrisi Pati Resisten Dapat Mengurangi Risiko Kanker Perut
Ilustrasi kanker perut. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti menemukan bahwa pati resisten atau resistant starch dapat mengurangi risiko kanker gastrointestinal (GI) bagian atas atau kanker perut, seperti kanker esofagus, lambung, dan pankreas.

Hal ini dibuktikan dalan percobaan yang berlangsung lebih dari 20 tahun terhadap hampir seribu peserta dari seluruh dunia.

Pengetahuan tersebut membuat peneliti mencari cara untuk mereplikasi pati resisten.

"Kami menemukan bahwa pati resisten mengurangi berbagai jenis kanker hingga lebih dari 60 persen. Efeknya paling jelas di bagian atas usus," kata pemimpin penelitian, ahli gizi John Mathers dari Universitas Newcastle, Inggris.

Baca Juga: Nigeria Tertarik Beli Produk Suplemen Pertanian Buatan Indonesia

Pati resisten merupakan jenis karbohidrat kompleks yang tidak bisa pecah ke dalam bentuk yang lebih sederhana (glukosa) dan tidak dicerna oleh usus halus.

Ilustrasi sakit perut di bagian kanan bawah. (Foto oleh Kindel Media dari Pexels)
Ilustrasi penderita kanker perut. (Foto oleh Kindel Media dari Pexels)

Nutrisi ini dapat 'memberi makan' bakteri usus yang menguntungkan.

Pati resisten dapat dibeli sebagai suplemen, maupun terdapat dalam makanan, seperti pisang yang sedikit hijau, gandum, pasta, dan nasi yang dimasak serta didinginkan.

"(Temuan) ini penting karena kanker saluran pencernaan bagian atas sulit didiagnosis dan seringkali tidak terdeteksi sejak dini," imbuh Mathers, dilansir Science Alert.

Meski alasan pati resisten dapat mengurangi risiko kanker GI tidak diketahui secara pasti, peneliti berhipotesis bahwa nutrisi tersebut dapat mengubah metabolisme bakteri asam empedu.

Baca Juga: 6 Manfaat Mengonsumsi Suplemen Minyak Biji Jintan Hitam bagi Kesehatan

"Untuk mengurangi jenis asam empedu yang dapat merusak DNA kita, yang akhirnya menyebabkan kanker. Namun, ini perlu penelitian lebih lanjut," lanjutnya.

Uji coba ini disebut studi CAPP2, dan tim peneliti sekarang melakukan tindak lanjut yang disebut CaPP3, yang juga melibatkan lebih dari 1.800 orang penderita sindrom Lynch.

Namun, menurut peneliti, ada satu area di mana pati resisten tidak membuat banyak perbedaan, yakni dalam tingkat kanker usus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI