Suara.com - Operasi rekonstruksi payudara dengan metode flap, bisa menjadi pilihan untuk pasien kanker payudara yang baru saja menjalani mastektomi atau operasi pengangkatan payudara.
Tindakan bedah ini dinilai bisa membuat bentuk payudara kembali seperti sebelumnya, meski jaringan payudara aslinya diangkat karena digerogoti sel kanker.
Metode flap untuk rekonstruksi payudara ini dilakukan tanpa memasang implan silikon, tapi memanfaatkan jaringan tubuh pasien seperti perut, paha, punggung, dan bokong, yang kemudian dipindahkan ke dada untuk membentuk payudara baru.
“Teknik operasi ini menciptakan payudara lembut yang natural dan hangat, namun tak bisa dipungkiri memang akan meninggalkan bekas luka di bagian tubuh lainnya, yang tentunya akan diusahakan tersamar," ujar Konsultan Bedah Mikro Rekonstruksi dan Oncoplasty, dr. Mohamad Rachadian Ramadan, BMedSc melalui keterangan yang diterima Suara.com, Kamis (28/3/2022).
Baca Juga: Sebagian Besar Kanker Payudara Tak Bergejala, Dokter Imbau para Perempuan Tak Takut Periksa
Dokter yang berpraktik di RS Eka Hospital BSD ini juga mengatakan, metode flap untuk rekonstruksi payudara juga memiliki banyak keunggulan dibanding implan silikon.
Beberapa keunggulan metode flap adalah flap tidak akan pecah, bocor, mengeras, dan tidak perlu diganti seumur hidup, karena bersifat permanen.
Ditambah, metode ini juga tidak perlu perawatan atau operasi berulang dari waktu ke waktu.
Meskipun dibanding implan silikon, metode flap cenderung butuh operasi yang lebih lama, serta butuh perawatan dan pemulihan yang lebih lama.
"Pemulihan pasca-flap dapat memakan waktu lebih lama sekitar empat hingga enam minggu, dibandingkan dengan implan yang separuhnya lebih singkat," sambung dr. Rachadian.
Baca Juga: 8 Tips Diet untuk Mencegah Penyakit Kanker Payudara
Seiring perkembangan teknologi medis, flap juga terbagi dalam beberapa opsi atau pilihan prosedur, seperti flap pedikel dan flap perforator.
Prosedur flap perforator cenderung lebih modern dan terbaru, yang terbagi dalam dua jenis yakni flap bebas DIEP atau deep inferior epigastric perforator, yang umumnya tidak ditawarkan ahli bedah plastik karena kerumitan dan butuh pelatihan tambahan.
"Flap bebas DIEP menggunakan kulit dan lemak dari perut bagian bawah," jelasnya.
Lalu prosedur kedua yakni flap TRAM, yang cenderung melindungi semua otot perut, yang membuat pasien hanya mengalami lebih sedikit rasa sakit, sembuh lebih cepat dan memiliki komplikasi perut yang jauh lebih sedikit.
Adapun untuk metode flab bebas DIEP punya tingkat keberhasilan sangat tinggi, yakni 99 persen lebih di tangan yang paling berpengalaman pada center terbaik di USA, sedangkan di Indonesia hampir mendekati sekitar 94 persen.