Sudah Suntik Vaksin Dua Dosis Apakah Masih Berisiko Mengalami Long Covid? Ini Penjelasan Ahli

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 27 Juli 2022 | 17:32 WIB
Sudah Suntik Vaksin Dua Dosis Apakah Masih Berisiko Mengalami Long Covid? Ini Penjelasan Ahli
Ilustrasi vaksin covid-19 (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 membuat kasus Covid-19 kembali naik. Oleh karena itu, anjuran melakukan vaksin dua dosis dan vaksin booster pun terus digalakkan pemerintah.

Bukan hanya melindungi diri dari subvarian baru, vaksin dua dosis dan vaksin booster juga mampu mencegah seseorang mengalami long Covid alias gejala infeksi Covid-19 jangka panjang.

Dilansir dari laman News18, Rabu (27/7/2022), Konsultan Dokter Paru-Dada, Rumah Sakit Masina, Mumbai Dr. Sanket Jain mengatakan, ada beberapa pasien yang mengalami gejala lama Covid-19 meskipun telah mendapat vaksinasi.

Meskipun demikian, mayoritas orang mengalami gejala panjang sendiri yaitu mereka yang tidak melakukan vaksinasi. Namun, tidak menutup kemungkinan mereka yang telah melakukan vaksinasi juga masih bisa mengalami gejala dalam waktu lama.

Baca Juga: Puluhan Ribu Vaksin Sinovac di Bekasi Bakal Kadaluwarsa 1 Agustus 2022

Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto makin dikenal publik. Tak tanggung-tanggung, vaksin tersebut diulas oleh jurnal Internasional. (pixabay/ilustrasi vaksin)
Vaksin Covid-19. (pixabay/ilustrasi vaksin)

“Beberapa gejala yang dialami orang-orang dalam jangka panjang yang divaksinasi Covid adalah demam ringan, malaise, kelemahan umum, batuk kering yang parah, sesak napas, palpitasi, penyakit refluks gastroesofagus, ruam kulit jamur, sakit kepala, dan pilek,” ungkap Dokter Jain.

Dokter Jain juga menambahkan, beberapa gejala lainnya juga bisa muncul. bbiasanya gejala ini sendiri lebih sering terjadi pada orang-orang yang sudah lanjut usia

“Gejala covid yang berkepanjangan dapat terjadi terlepas dari vaksinasi di antaranay kelesuan, pusing, mual, kemampuan berkonsentrasi, ganngguan mental, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan dan lebih sering terjadi pada populasi lanjut usia,” sambungnya.

Tidak hanya itu, sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine mengungkapkan, orang yang divaksinasi dengan infeksi ringan dapat mengalami gejala Covid yang ringan tetapi berkepanjangan. Hal ini juga yang memengaruhi bagian tubuh seperti otak, paru-paru, dan jantung.

Meskipun demikian, seseorang yang telah melakukan vaksinasi sendiri memang lebih kuat dibandingkan yang tidak. Berdasarkan studi, vaksin Covid-19 mengurangi risiko kematian sebesar 34 persen dan risiko terkena gejala Covid panjang sebesar 15 persen. Oleh karena itu, vaksinasi tetap terbilang penting untuk mencegah gejala Covid-19 sehingga tidak terlalu parah.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Diperkirakan Telah Mencegah Lebih dari 93 Ribu Kematian di Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI