Suara.com - Presenter Ruben Onsu mengungkapkan dirinya mengidap penyakiy Empty Sella Syndrome. Akibat penyakit tersebut wajahnya terlihat pucat saat tampil di televisi.
Bahkan, baru-baru ini Ruben juga mengaku kalau ia takut meninggal dunia. Hal ini diungkap Ruben Onsu saat berbincang dengan Irfan Hakim.
"Orang selalu bilang jangan takut, jangan takut, tapi kan yang tahu badan kita itu kita ya, jadi gue berusaha blek aja buat tidur. Jadi ketika gue kebangun (tengah malam) gue nggak mau tidur lagi karena gue punya rasa takut itu (tidak bisa bangun lagi)," ucap Ruben dikutip dari MOP Channel, Rabu (27/7/2022).
Melansir laman WebMD, empty sella syndrome adalah gangguan yang mempengaruhi sella tursika, struktur tulang di tengah tengkorak di bawah otak. Akibatnya hormon yang mengatur produksi tubuh terganggu sehingga menyebabkan gangguan pada bagian lainnya.
Baca Juga: Mengidap Penyakit Langka, Ruben Onsu Mengaku Takut Tidur karena Berpikir Tak Akan Bangun Lagi
Berikut, terdapat beberapa fakta mengenai penyakit yang satu ini.
1. Wanita lebih berisiko
Dikatakan, wanita memiliki risiko yang lebih besar mengalami empty sella syndrome dibandingkan pria. Selain itu, yang mengalami kondisi ini sendiri juga lebih kepada orang-orang dengan masalah obesitas dan tekanan darah tinggi.
2. Tidak mengancam nyawa
Empty sella syndrome sendiri tidak mengancam nyawa penderitanya dan bisa diobati. Biasanya kondisi ini tidak memiliki gejala khusus. Namun, kondisi ini bisa berisiko menimbulkan komplikasi seperti tekanan darah tinggi, bahkan impotensi pada pria.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Langka Empty Sella Syndrome yang Diidap Ruben Onsu, Bisakah Disembuhkan?
3. Mengganggu pengelihatan
Seseorang yang menderita empty sella syndrome juga kerap kali mengalami gangguan pada pengelihatannya. Tidak hanya itu, orang dengan gangguan ini juga mengalami pembengkakan pada mata sehingga pandangan menjadi kabur.
4. Berpengaruh pada gairah seks
Tidak hanya pada pengelihatan, empty sella syndrome juga memengaruhi gairah seks yang dimiliki penderitanya.
5. Dapat disembuhkan
Penyakit yang satu ini juga bisa disembuhkan melalui beberapa cara, baik mengonsumsi obat-obatan maupun operasi. Untuk obat-obatan dokter akan memberikan obat pengontrol hormon yang keluar pada kelenjar pituitari.
Sementara itu, untuk operasi biasanya dilakukan pada seseorang yang mengalami kebocoran pada caira tulang belakang di bagian hidungnya.