Warga +62 Segera Merapat, IDI Bawa Kabar Penting Soal Cacar Monyet

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 27 Juli 2022 | 10:51 WIB
Warga +62 Segera Merapat, IDI Bawa Kabar Penting Soal Cacar Monyet
perbedaan gejala cacar monyet dan cacar air (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cacar monyet menjadi perhatian dunia setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya sebagai darurat kesehatan global. Meski demikian, hingga kini di Indonesia masih belum terdetekasi cacar monyet.

Berdasarkan data dari WHO, Penyakit Cacar Monyet pada awalnya teridentifikasi pada tahun 1970 di Zaire dan sejak itu dilaporkan secara sporadis di 10 negara di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2017, Nigeria mengalami outbreak terbesar yang pernah dilaporkan, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.

Sejak Mei 2022, Monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara non endemis. Sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus Monkeypox yang berasal dari negara non endemis, dan saat ini telah meluas secara global dengan total 75 negara.

 Ilustrasi Penderita Cacar Monyet - Cara Mencegah Cacar Monyet (Pixabay)
 Ilustrasi Penderita Cacar Monyet - Cara Mencegah Cacar Monyet (Pixabay)

Hingga 25 Juli 2022 terdapat 18.905 kasus konfirmasi monkeypox di seluruh dunia, dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya. Amerika Serikat melaporkan kasus monkeypox sebesar 3846 kasus. Di ASEAN, Singapura telah melaporkan 9 kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan 1 kasus konfirmasi.

Baca Juga: Cacar Monyet Sudah Masuk Jepang, Kasus Pertama Dikonfirmasi Senin

Dalam keterangannya, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr. Adityo Susilo, SpPD, KPTI, FINASIM mengatakan bahwa penyakit Cacar Monyet sedianya adalah bersifat zoonosis yang penularan utamanya melalui kontak manusia dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada mukosa maupun kulit hewan yang terinfeksi.

Dr. Adityo, yang juga merupakan pengurus pusat PETRI (Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia) menerangkan bahwa hingga saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi Cacar Monyet.

"Meski demikian, di masa lalu, vaksinasi terhadap penyakit Cacar/Smallpox yang disebabkan oleh karena infeksi virus Variola yang dinyatakan telah tereradikasi secara global sejak tahun 1980, dikatakan dapat memberikan efektivitas proteksi sebesar 85 persen untuk mencegah infeksi Cacar Monyet," kata dia.

Dr. Adityo kembali mengingatkan bahwa dengan ditemukannya kasus Cacar Monyet di Singapura, maka masyarakat juga perlu mewaspadai terhadap kemungkinan masuknya virus ini di Indonesia.

"Hal ini menjadi lebih penting terutama pada populasi khusus oleh karena risiko fatalitas Cacar Monyet ini dikatakan lebih tinggi pada kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah (imunosupresi)," kata dia.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Tegaskan Cacar Monyet Belum Masuk Kriteria Pandemi

Namun demikian, dengan berkaca kepada pandemi Covid-19 yang telah melanda, kita harus selalu optimis bahwa dengan bekerja sama dunia akan mampu bergerak secara cepat menyikapi situasi ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI