Menkes Budi Gunadi Sadikin Sedih, 14 Ribu Bayi Kelainan Jantung Bawaan di Indonesia Meninggal Setiap Tahun

Selasa, 26 Juli 2022 | 16:49 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin Sedih, 14 Ribu Bayi Kelainan Jantung Bawaan di Indonesia Meninggal Setiap Tahun
Ilustrasi bayi (Unsplash.com/ Garrett Jackson)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan di Indonesia ada 14 ribu bayi meninggal setiap tahunnya karena kelainan jantung bawaan atau congenital heart disease.

Belasan ribu bayi ini, berdasarkan data Rumah Sakit Harapan Kita, meninggal karena tidak mendapatkan penanganan operasi atau tindakan bedah medis oleh dokter bedah jantung anak berpengalaman.

Kelainan jantung bawaan adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna, pada fase awal perkembangan janin dalam kandungan.

Ilustrasi penyakit jantung bawaan. (Elements Envato)
Ilustrasi penyakit jantung bawaan. (Elements Envato)

Kondisi ini di Indonesia terjadi pada 8 bayi dari 1000 kelahiran hidup dan 30 persen diantaranya telah menunjukan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan.

Baca Juga: Sampaikan Hasil Pemeriksaan 9 Suspek Cacar Monyet di Indonesia, Menkes: Semuanya Negatif

"Saya baru dengar lagi dari harapan kita, setiap tahun 50 ribu bayi kita lahir congenital heart disease, jadi punya kelainan jantung, 40 persen dari situ harus dibedah," ujar Menkes Budi dalam acara peluncuran SatuSehat di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2022).

40 persen dari 50 ribu bayi ini, artinya sebanyak 20 ribu bayi dengan jantung bawaan harus dioperasi dalam kurun waktu 3 tahun atau jika tidak bayi tersebut akan meninggal.

"Jadi 20 ribu setiap tahun harus melakukan bedah jantung terbuka, memperbaiki jantungnya kalau nggak mereka die (meninggal)," papar Menkes Budi.

Tapi sayangnya, karena keterbatasan tenaga medis, fasilitas rumah sakit atau alat medis yang ada di Indonesia, hasilnya hanya ada 6 ribu bayi yang bisa dioperasi karena kapasitasnya yang terbatas, yang berarti sisanya 14 ribu bayi dengan kelainan jantung bawaan meninggal dunia.

"Kita beruntung bukan anak kita, karena kita kekurangan dokter, yang bisa bedah jantung terbuka untuk anak, we need to the something seriously," ungkap Menkes Budi miris.

Baca Juga: Menteri Kesehatan: Sembilan Suspek yang Diperiksa Semua Negatif Cacar Monyet

Sementara itu, fenomena tersebut menunjukan masih banyaknya tantangan sistem kesehatan Indonesia yang perlu dibaiki, salah satunya sistem rujukan rumah sakit daerah hingga pusat.

Selain itu, perlu juga adanya akses yang menjembatani data antar rumah sakit, sehingga tenaga kesehatan tidak dihabiskan waktu untuk mengisi data pasien. Inilah sebabnya diluncurkan platform SatuSehat.

Hal ini juga memudahkan pemerintah melakukan intervensi penyakit berdasarkan karakteristik daerah.

Platform SatuSehat, yaitu sejenis program yang menyatukan seluruh aplikasi kesehatan yang ada di Indonesia, dari mulai aplikasi rumah sakit, aplikasi kesehatan masyarakat seperti PeduliLindungi, hingga aplikasi layanan organisasi profesi seperti Primaku untuk memantau kesehatan ibu hamil dan anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI