Heboh Menkes Sebut Ada 9 Suspek Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Vaksin Cacar Masih Efektif?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 26 Juli 2022 | 15:10 WIB
Heboh Menkes Sebut Ada 9 Suspek Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Vaksin Cacar Masih Efektif?
perbedaan gejala cacar monyet dan cacar air (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadpi Sadikin baru-baru ini menyebut bahwa sudah ada 9 kasus suspek cacar monyet atau monkeypox yang tersebar di seluruh Indonesia.

Temuan itu menjadi kehkhawatiran sendiri di kalangan masyarakat. Lantas bagaimana cara menghindarinya? Apakah vaksin cacar yang ada masih evektif?

"Monkeypox masih satu genus dengan cacar yang dulu yang Smallpox. Jadi saya bilang ke para ahli, kalau kita pernah divaksin cacar pada tahun 1970-an atau kelahiran seperti saya, yang lansia-lansia itu imunitasnya ada dan (vaksin, red.) cacar itu beda dengan Covid-19 yang turun setiap enam bulan," katanya speerti dikutip dari ANTARA>

Dia menjelaskan vaksin cacar memiliki kemampuan melindungi penerima manfaat seumur hidup.

Baca Juga: Gawat! Cacar Monyet Mulai Incar Anak, Usia Ini Paling Berisiko

ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)
ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)

"Jadi, antibodinya ada seumur hidup. Buat yang sudah divaksinasi cacar maka relatif terlindungi, kemudian dari perawatannya sudah ada antivirusnya juga," katanya.

Budi mengatakan vaksin cacar menjadi salah satu dari tiga upaya Kementerian Kesehatan dalam mengendalikan penyakit cacar monyet yang berpotensi mewabah di dunia.

Metode pengendalian penyakit yang saat ini menjangkiti 16.000 pasien di 75 negara itu, diterapkan di Indonesia melalui penegakan disiplin protokol kesehatan, pemanfaatan alat polymerase chain reaction (PCR), hingga pengadaan obat-obatan.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan sama, dengan menjaga prokes, surveilans dijaga, kalau bisa vaksinasi disiapkan dan pengobatannya," kata dia.

Kemenkes telah menyediakan 500 unit reagen PCR cacar monyet untuk kebutuhan surveilans di seluruh pintu masuk Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan.

Baca Juga: WHO Tetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Global, Gedung Putih: Risiko Penularan di Masyarakat Kecil

Kemenkes juga sedang berupaya mendatangkan tambahan lebih banyak lagi reagen PCR secara impor untuk disebar ke seluruh provinsi di Indonesia pada bulan ini.

Terkait vaksin cacar monyet, kata dia, hingga saat ini belum tersedia di Indonesia sebab hanya ada di Amerika Serikat dan Rusia. Akan tetapi Kemenkes sedang berupaya mendatangkan obat-obatan untuk penyembuhan pasien cacar monyet di dalam negeri.

"Sekarang kita sedang dalam proses untuk mendatangkan obat-obat itu untuk datang ke Indonesia," ujarnya.

Budi mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir secara berlebihan terhadap risiko penularan cacar monyet di dalam negeri.

Alasannya, katanya, cacar monyet relatif lebih mudah dideteksi petugas kesehatan secara kasat mata melalui gejala yang timbul di permukaan kulit, seperti bintik kecil berisi cairan di tangan maupun wajah, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, hingga pembengkakan di area selangkangan.

"Biar tidak khawatir, ini baru akan menular sesudah ada gejala, berbeda dengan Covid-19 yang bisa menular sebelum ada gejala, sedangkan cacar monyet gejala dulu di fisik, baru menular dan harus kontak fisik cairannya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI