Suara.com - Cacar monyet jadi wabah penyakit lain di tengah pandemi Covid-19. Meski bukan penyakit baru, cacar monyet berbeda dengan cacar air yang selama ini mungkin lebih awam.
Cacar monyet merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox, termasuk dalam genus Orthopox virus dalam famili Poxviridae. Sedangkan Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, virus yang sama dalam menyebabkan herpes zoster.
Kedua jenis virus itu sama-sama berpotensi menyebar melalui kontak dekat dengan adanya droplet juga kontak langsung dengan lesi kulit. Baik cacar monyet maupun cacar air bisa jadi hanya menyebabkan penyakit ringan dan dengan perawatan yang tepat, bisa sembuh seiring waktu dengan perawatan mandiri.
Tetapi, perlu dicatat bahwa cacar air sangat umum dan mudah menular. Sementara cacar monyet jarang terjadi dan tidak menyebar dengan mudah.
Baca Juga: Jadi Darurat Kesehatan Global, Benarkah Cacar Monyet Menular Lewat Seks di Kalangan Gay?
Walau demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara untuk waspada terhadap penularan cacar monyet saat ini. Telebih setelah ditetapkan status darurat kesehatan internasional setelah lebih dari 16 ribu kasus dilaporkan di 75 negara.
Meski sama-sama bisa menimbulkan gejala lesi di kulit, ada perbedaan mendasar antara cacar monyet dan cacar air. Dikutip dari Times of India, berikut perbedaan dasar keduanya.
1. Perbedaan Gejala
Beberapa gejala umum seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kedinginan, juga kelelahan bisa saja terjadi pada pasien cacar air maupun cacar monyet. Hanya saja, waktu terjadinya demam bisa jadi berbeda, tergantung dari masa inkubasi masing-masing infeksi.
Demam akibat cacar monyet kemungkinan terjadi pada 1-5 hari sebelum munculnya ruam. Sementara cacar air, gejala demam dapat muncul 1-2 hari sebelum ruam.
Baca Juga: Waspadai Gejala Cacar Monyet, Dinyatakan WHO sebagai Darurat Kesehatan Global
2. Perbedaan Masa Inkubasi
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), masa inkubasi cacar monyet bisa berlangsung dari 7 hingga 14 hari. s
Sementara gejala cacar air bisa memakan waktu hingga 16 hari untuk muncul gejala sejak pertama kali terpapar virus.
3. Adanya Bengkak Kelenjar Getah Bening
Ini menjadi gejala yang paling jelas terlihat. Pembengkakan kelenjar getah bening hanya terjadi pada pasien cacar monyet. Kondisi itu biasanya terjadi pada gejala awal.
Menurut Mayo Clinic, pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi akibat infeksi dari bakteri atau virus. Umumnya, kelenjar getah bening memainkan peran penting dalam melawan infeksi.
4. Waktu Muncul Ruam dan Bentuknya
Ruam termasuk gejala umum pada infeksi cacar monyet juga cacar air. Hanya saja waktu munculnya berbeda.
Ruam terkait cacar monyet biasanya terjadi dalam 1-3 hari setelah demam. Sementara ruam cacar air bisa muncul lebih cepat, sekitar 1-2 hari setelah demam.
Seringkali ruam cacar monyet dimulai di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Pertama berkembang menjadi papula dan pustula berisi cairan dan kemudian mengering dan akan mengelupas jadi koreng.
Sedangkan ruam akibat cacar air berbentuk lepuh yang gatal. Kemunculannya pertama biasanya di punggung dan wajah. Kemudian menyebar ke seluruh tubuh, kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki.
5. Cara Penularan
Cacar monyet sangat mudah menular apabila ada kontak dekat dengan pasien karena virus bisa masuk melalui droplet. Selain itu, bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi atau kulit lesi juga berpotensi besar menularkan.
Dalam kasus cacar monyet, CDC merekomendasikan untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan dengan alkohol.
Sementara, cara terbaik untuk mencegah cacar air dengan mendapatkan vaksin cacar air. Dua dosis vaksin penting untuk semua orang, yang tidak pernah menderita cacar air atau tidak pernah divaksinasi.