Suara.com - Cacar Monyet merupakan infeksi kulit yang ditandai bintik bernanah di kulit. Penyakit ini yang juga biasa disebut dengan istilah Monkeypox ini pertama kali muncul di negara Republik Demoktratik Kongo pada 1970.
Cacar Monyet atau Monkeypox bisa berkembang dan berubah menjadi bernanah hingga menimbulkan benjolan di sejumlah bagian tubuh, seperti leher, ketiak, selangkangan. Hal ini diakibatkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening.
Penyakit ini ditandai oleh beberapa gejala umum seperti sakit kepala, demam, letih dan lesu, menggigil dan nyeri otot.
Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus cacar monyet sebagai darurat kesehatan global lantaran sudah lebih dari 70 negara yang terdapat kasus cacar monyet.
Pada perkembangannya, muncul gejala-gejala baru cacar monyet. Bagaimana membedakan dengan gejala sebelumnya? Berikut ulasannya.
Dilansir dari laman Halodoc, pada kasus cacar monyet, gejala baru penyakit tersebut diantaranya ditemukannya ruam pertama pada anus. Dari anus, ruam itu lalu menyebar ke hampir semua anggota tubuh, seperti wajah, tangan, atau kaki.
Gejala Baru Cacar Monyet
Bahkan pada kasus gejala baru cacar monyet, saat terjadi ruam, tidak muncul gejala lain seperti demam dan sakit kepala.
Ada beberapa gejala cacar monyet yang berbeda dari sebelumnya, antara lain:
Baca Juga: Jadi Darurat Kesehatan Global, Benarkah Cacar Monyet Menular Lewat Seks di Kalangan Gay?
- Ruam pertama muncul di anus
- Nyeri dan sakit di area dalam anus
- Terjadi perdarahan di area dubur
- Adanya peradangan pada lapisan rektrum
- Lesi berisi cairan atau nanah yang bisa membengkak dengan cepat
Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi, namun memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Ada sejumlah kelompok orang memiliki risiko komplikasi Monkeypox lebih tinggi dibanding lainnya. Mereka di antaranya: