Suara.com - Vape atau rokok elektronik kerap dijadikan alasan bagi orang yang ingin berhenti merokok. Padahal vaping sama adiktif dan berbahayanya dengan rokok, menurut para ahli. Sebab, komponen adiktif nomor satu dalam rokok elektrik berupa nikotin.
Dokter pengobatan kecanduan dan direktur Pusat Ketergantungan Nikotin di Mayo Clinic, Amerika Serikat, Dr. Taylor Hays mengatakan bahwa remaja berpotensi lebih besar alami kecanduan vape. Hal tersebut karena otak remaja masih berkembang sehingga lebih mudah membentuk kecanduan.
"Kecanduan jangka panjang menjadi perhatian pada orang muda karena otaknya berkembang," kata Hays, dikutip dari Fox.
Hal lain yang dikhawatirkan, setelah remaja kecanduan nikotin dari vape akan beralih ke rokok tembakau. Meskipun belum banyak informasi tentang efek jangka panjang dari vape, tetapi kebiasaan itu tetap dianggap sebagai tanda bahaya.
Baca Juga: Miris, Pengguna Rokok Elektrik di Indonesia Meningkat 6,1 Juta Dalam Waktu 10 Tahun!
Hays membagikan tips dalam menyusun rencana untuk berhenti merokok juga konsumsi vape.
1. Tetapkan tujuan dan tanggal berhenti
Menetapkan target batas waktu jadi salah satu strategi untuk mengatasi kecanduan. Mulailah dengan menetapkan tanggal untuk melakukan perubahan dan akhirnya berhenti untuk selamanya.
Kemudian, tetapkan tujuan bagaimana target itu ingin dicapai. Menceritakan tujuan kepada orang lain juga akan mendorong diri untuk tetap bertanggung jawab dalam mencapai target mencapai target.
2. Buat rencana
Baca Juga: Merchandise Buat Baladewa, Dewa 19 Rlis Roman Picisan Saltic Edition
Beberapa orang yang mengonsumsi vape merasakan keterikatan pada kebiasaan tersebut karena tekanan sosial. Lingkungan menjadi tantangan terbesar untuk berhenti konsumsi rokok elektronik tersebut.
Oleh sebab itu, harus dipetakan bagaimana merencanakan untuk mengganti vaping dengan hal lain. Hays menyarankan, saat terdorong untuk mengonsumsi vape, cobalah mengubah lokasi istirahat di kantor di mana lingkungannya tidak mengonsumsi produk nikotin juga tembakau apa pun.
Apabila hal tersebut terus dilakukan secara rutin, maka kebiasaan vaping akan mereda sendiri.
3. Ubah pola pikir
Mengubah pemikiran tentang vaping dapat bantu menghentikan kecanduan. Ada mantra yang bisa diucapkan pecandu vaping, kata Hays.
Mengulangi mantra seperti, "Ini bukan untukku", "Aku bukan perokok" atau "Aku bukan vaper lagi" dapat mengubah pola pikir seseorang secara keseluruhan.
Hays mengatakan, cara pikir bukan perokok dinilai lebih efektif daripada memikirkan untuk harus berhenti vaping.
"Itu adalah jenis pemikiran yang jika Anda menggunakannya hanya beberapa detik, kadang-kadang akan sangat efektif membantu orang mengalihkan perhatiannya, sehingga keinginan untuk menggunakan menghilang dengan cepat," ujarnya.
4. Cobalah terapi pengganti nikotin
Ada beberapa pilihan pengganti nikotin, termasuk patch nikotin dan permen karet yang dijual di sebagian besar toko obat. Untuk anak-anak, psikiater merekomendasikan hanya menggunakan terapi pengganti nikotin jika tahap kecanduan sudah sangat parah.
Pengguna vape biasa harus mencoba patch nikotin 14 miligram, kemudian dosisnya dikurangi setelah beberapa minggu.
5. Lakukan konseling
Apabila sulit mengatasi kecanduan tersebut seorang diri, bisa jadi dipelrukan bantuan profesional seperti psikiater. Jangan ragu untuk datang ke fasilitas layanan kesehatan untuk berkonsultasi dengan ahlinya sebelum kecanduan nikotin tersebut berdampak buruk bagi kesehatan.