Wanita Ini Selalu Kesakitan saat Pakai Tampon, Ternyata Gara-gara Penyakit Ini

Minggu, 24 Juli 2022 | 17:25 WIB
Wanita Ini Selalu Kesakitan saat Pakai Tampon, Ternyata Gara-gara Penyakit Ini
Ilustrasi Pembalut dan Tampon (Pexels/Karolina Grabowska)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang wanita usia 22 tahun mengaku sangat takut berhubungan seks. Karena, ia menderita suatu kondisi yang membuat vaginanya lebih tertutup dan terasa sakit yang cukup parah selama penetrasi.

Wanita bernama, Bailey Krawczyk dari Alexandria, Virginia ini mulai merasakan ada sesuatu yang salah pada vaginanya sejak usia 13 tahun. Saat itu, ia merasakannya ketika mulai menggunakan tampon atau pembalut.

Tapi, Bailey mengabaikan keanehan atau rasa sakit pada vaginanya karena berpikir bahwa tubuhnya masih berkembang dan mungkin sedang menyesuaikan.

"Saya pertama kali mencoba memakai tampong ketika duduk di kelas 8, tetapi saya selalu kesulitan melakukannya. Meski begitu, saya menganggap bahwa tubuh sedang berkembang," kata Bailey dikutip dari Daily Mail.

Baca Juga: WHO Tetapkan Cacar Monyet Sebagai Kondisi Darurat, Simak Lagi Cara Pencegahan dan Pengobatannya

Pada tahun 2020 ketika usianya sudah 21 tahun, Bailey baru mencoba mencari bantuan dokter karena tidak bisa memasukkan tampon. Ia selalu merasa kesakitan ketika memasukkan tampon ke dalam vaginanya.

Ilustrasi tampon (Pexels/Nataliya Vaitkevich)
Ilustrasi tampon (Pexels/Nataliya Vaitkevich)

"Pada 2020, saya baru konsultasi dengan dokter obgyn yang menyarankan saya ke terapis dasar panggul dan saya didiagnosis menderita vaginismus," ujarnya.

Saat itulah, dokter mendiagnosisnya menderita vaginismus. Vaginismus adalah sebuah kondisi umum, yang mempengaruhi antara 5 sampai 17 persen wanita di seluruh dunia.

Vaginismus memaksa otot-otot vagina untuk menegang saat hubungan seks penetrasi, sehingga menyebabkan rasa sakit yang menyiksa selama berhubungan seks maupun ketika wanita menggunakan tampon.

Untungnya, kombinasi antara latihan dasar panggul, dilator vagina dan psikoterapi membantunya mengatasi vaginismus.

Baca Juga: Cacar Monyet Dinyatakan Sebagai Kondisi Darurat, Apakah Penyakit Tersebut Sudah Ada di Indonesia?

Pengalamannya ini dibagikan kepada orang lain, karena ia ingin semua wanita tidak mengabaikan rasa sakit yang dialami ketika berhubungan seks.

Ia pun mendapat banyak pesan di media sosialnya dari orang-orang yang mengaku juga menderita vaginismus selama bertahun-tahun tanpa sadar.

Tak hanya wanita, banyak pria yang juga bercerita mengenai kondisi pasangannya dengan vaginismus.

"Ini bukan hanya kondisi fisik yang melelahkan, tetapi juga sangat berat secara mental," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI