Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia WHO memutuskan penyakit cacar monyet sebagai kondisi kesehatan darurat atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkan berbagai hal sehingga menetapkan cacar monyet sebagai PHEIC.
"Untuk semua alasan ini, saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," tulis WHO mengutip ucapan Tedros, Sabtu (23/7/2022).
Pertanyaan lebih lanjut, apa itu PHEIC? Dan apa bedanya PHEIC dengan pandemi?
Baca Juga: Beruntung! Anak Ini Bisa Hadir di Penikahaan Orang Tua Kandungnya
Dilansir dari laman WHO, PHEIC merupakan kejadian luar biasa yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan masyarakat di negara lain melalui penyebaran penyakit internasional dan berpotensi memerlukan tanggapan yang terkoordinasi.
Biasanya, kondisi PHEIC ini terjadi secara tiba-tiba dan cukup serius. Hal tersebut yang membuat kondisi ditetapkan darurat agar tidak terjadi penularan kasus berskala internasional.
Sementara itu, pandemi merupakan kondisi darurat kesehatan berskala internasional. Pada kasusnya, penyakit sudah menyebar di beberapa negara sehingga membutuhkan tindakan kesehatan untuk mengurangi kasus yang ada.
Anggota Pusat Ilmu dan Keamanan Kesehatan Global di Fakultas Kedokteran Universitas Georgetown, Dr. Alexandra Phelan mengatakan, PHEIC merupakan panggilan aksi agar negara lebih waspada.
Apalagi, terdapat negara yang belum familiar dengan penyakit yang ada. Hal ini dimaksudkan agar negara tersebut tahu dan waspada penularan terjadi.
"PHEIC adalah peringatan global dan ajakan bertindak. Masalah kesehatan tidak selalu ada dalam radar para pemimpin negara: PHEIC dimaksudkan untuk mengatasi hal ini," tulis Alexandra melalui akun Twitter pribadinya, Sabtu (23/7/2022).
Alexandra juga mengungkapkan, PHEIC sendiri kondisinya belum sebagai pandemi tetapi berpotensi. Biasanya kondisi PHEIC bersifat sementara tergantung kondisi yang terjadi.
Jika kasus semakin meningkat, maka akan sangat berpotensi sebagai pandemi. Namun, jika kondisi membaik, status PHEIC sendiri dapat dicabut.
Selain itu, berbeda dari pandemi yang memang memiliki aturan dan standard kesehatan dari WHO. Alexandra menjelaskan jika PHEIC biasanya negara-negara harus bisa menilai risiko sendiri.
Hal tersebut juga yang membuat negara harus bisa meningkatkan penanganan yang dilakukan baik vaksin, perawatan, dan lain-lain.
"Ketika peringatan PHEIC dikeluarkan, negara-negara harus menilai risiko mereka sendiri, meningkatkan respons kesehatan masyarakat yang diperlukan (diagnostik, vaksin, perawatan, pelacakan kontak, lonjakan perawatan kesehatan, dan lain-lain) dan membantu atau bekerja sama dengan respons internasional," jelasnya.