Suara.com - Mengupil merupakan kebiasaan yang sepenuhnya normal. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun kerap melakukannya.
Namun, pakar pun mengakui bahwa mengupil merupakan kebiasaan yang menjijikan. Sebab, hidung tidak hanya berisi ingus saja.
Menurut Science Alert, sekitar 22.000 siklus napas per hari, lendir pembentuk kotoran membentuk filter biologis untuk menangkap debu dan alergen.
Sel di saluran hidung yang disebut sel goblet menghasilkan lendir untuk menjebak virus, bakteri, dan debu yang mengandung zat berpotensi berbahaya, seperti timbal, asbes, dan serbuk sari.
Lendir di hidung dan antibodi serta enzimnya merupakan sistem pertahanan kekebalam garis depan terhadap infeksi.
Rongga hidung juga memiliki mikrobioma sendiri, yang bisa terganggu dan menyebabkan berbagai kondisi, seperti rinitis.
Namun secara umum, mikrobioma di dalam hidung berfungsi untuk mengusir kuman.
Debu, mikroba, dan alergen yang terperangkap dalam lendir akhirnya akan tertelan saat menetes ke tenggorokan. Kondisi ini tidak menyebabkan masalah.
Tidak hanya itu, kuman di dalam hidung seperti Golden Staph (Staphylococcus aureus) juga dapat menyebabkan berbagai infeksi ringan hingga berat.
Mengupil juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko Golden Staph menyebar ke luka, yang mana bisa menimbulkan risiko lebih serius.