WHO Perbarui Strategi Vaksin Covid-19 Global, Singgung 27 Negara yang Belum Mulai Program Booster

Sabtu, 23 Juli 2022 | 17:30 WIB
WHO Perbarui Strategi Vaksin Covid-19 Global, Singgung 27 Negara yang Belum Mulai Program Booster
Ilustrasi vaksin Covid-19 untuk Lansia. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan Strategi Vaksinasi Covid-19 Global pada Jumat (21/7/2022) untuk menjangkau populasi yang belum divaksinasi.

Menurut badan kesehatan PBB tersebut, lebih dari 12 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan secara global, mencakup 60 persen populasi rata-rata di hampir setiap negara.

Namun, masih banyak orang paling berisiko masih belum terlindungi, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah, lapor The Health Site.

Di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya 28 persen dari populasi orang lanjut usia dan 37 persen petugas kesehatan telah menerima dosis vaksin Covid-19 utama.

Baca Juga: Kulon Progo Dapat 1.300 Dosis Vaksin PMK, 300 untuk Vaksin Kedua dan 1.000 untuk Ternak Baru

Sebagian besar dari mereka belum mendapat booster, catat WHO.

Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto makin dikenal publik. Tak tanggung-tanggung, vaksin tersebut diulas oleh jurnal Internasional. (pixabay/ilustrasi vaksin)
ilustrasi vaksin covid-19. (pixabay/ilustrasi vaksin)

Sebanyak 27 negara anggota WHO belum memulai program booster atau dosis tambahan, dan 11 di antaranya merupakan negara berpenghasilan rendah.

Memvaksinasi orang yang termasuk berisiko tinggi sangat penting

WHO mendesak negara-negara untuk fokus pada pencapaian target vaksinasi 100 persen terhadap petugas kesehatan dan 100 persen kelompok paling rentan, termasuk orang usia lanjut (di atas 60 tahun) serta yang kekebalannya terganggu.

"Bahkan, di mana 70 persen cakupan vaksinasi tercapai, jika sejumlah besar petugas kesehatan, lansia dan kelompok berisiko lainnya tetap tidak divaksinasi, kematian akan terus berlanjut, sistem kesehatan akan tetap di bawah tekanan dan pemulihan global akan berisiko," kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: Pemerintah RI Pertimbangkan Vaksin Dosis Empat

Dia menambahkan, "Vaksinasi semua yang paling berisiko adalah satu-satunya cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa, melindungi sistem kesehatan dan menjaga masyarakat dan ekonomi tetap terbuka."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI