Belajar dari Kasus Bullying Siswa SD di Tasikmalaya, Psikolog Ingatkan Pentingnya Peka Terhadap Tanda Depresi Anak

Jum'at, 22 Juli 2022 | 13:53 WIB
Belajar dari Kasus Bullying Siswa SD di Tasikmalaya, Psikolog Ingatkan Pentingnya Peka Terhadap Tanda Depresi  Anak
Ilustrasi anak korban "bullying". (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus perundungan atau bullying pada siswa SD di Tasikmalaya langsung mencuri perhatian publik. Korban berinisial F, berusia 11 tahun, alami aksi perundungan oleh teman-teman sekelasnya hingga dipaksa menyetubuhi kucing. 

Para pelaku bahkan merekam F saat dipaksa untuk menyetubuhi kucing, hingga peristiwa itu membuat F depresi dan meninggal.

Sekalipun dilakukan oleh anak-anak, psikolog menyebut bahwa aksi tersebut tidak manusiawi.

"Kasus bully ini sangat tidak manusiawi," kata psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, M.Psi., dihubungi suara.com, Jumat (22/7/2022).

Baca Juga: Tragis! Dibully agar Bersetubuh dengan Kucing, Bocah 11 Tahun Sampai Meninggal

Ilustrasi anak korban bullying (Shutterstock)
Ilustrasi anak korban bullying (Shutterstock)

Depresi yang sempat dialami F kemungkinan tidak diketahui oleh orang-orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, Samanta mengingatkan bahwa pentingnya keluarga, terutama orang tua, untuk memahami kondisi anak. Sekalipun anak mungkin tidak menceritakan apa yang terjadi padanya, orang tua harus tetap peka terhadap perubahan perilaku sekecil apa pun.

"Ada anak yang tertawa terus padahal sebenarnya sedang depresi. Banyak orang lihai menyembunyikan gejala depresi, maka bangunlah komunikasi dua arah dengan anak. Ada sesuatu perubahan perilakunya sedikit saja, tidak seperti hari-hari biasanya, mohon langsung ditindaklanjuti, jangan diabaikan, dianggap biasa atau normal," tutur Samanta. 

Apabila ragu atau tidak tahu cara mengetahui penyebab perubahan sikap pada anak, Samanta menyarankan untuk segera cari bantuan pada profesional. Sebab, bisa saja terjadi high functioning depression atau depresi yang tak terlihat oleh orang awam.

Ia menambahkan bahwa seseorang bisa saja mengalami depresi tapi terlihat seperti baik-baik saja. 

"Maka ada perubahan sedikit saja dari perilaku anak, tolong peka. Amati lagi lebih dalam perilaku anak seperti apa agar segera mendapatkan pertolongan," pesannya.

Baca Juga: Bukan Perundungan Biasa, KPAI Desak Polisi Tangani Serius Kasus Bocah Tewas Usai Dipaksa Setubuhi Kucing

Berikut perubahan perilaku sederhana yang bisa terjadi apa anak bila alami depresi:

  • Demotivasi, menolak pergi ke sekolah. Samanta mengatakan, orang tua perlu curiga apabila anak menolak pergi ke sekolah. Saat itu harus segera mencari tahu penyebabnya.
  • Sering mengurung diri, tidak berteman atau tidak punya teman main. Bahkan selalu ingin dekat dengan orang tua, pengasuh, maupun anggota keluarga terdekta.
  • Menjadi lebih pendiam. Serta sering menolak diajak main atau pergi.
  • Alami perubahan perilaku makan, jadi lebih banyak atau tidak mau makan sama sekali. Juga ada gangguan tidur.
  •  Tidak ceria dan terlihat kurang energi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI