Kemenkes Pertimbangkan Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Ke-4

Jum'at, 22 Juli 2022 | 13:34 WIB
Kemenkes Pertimbangkan Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Ke-4
Ilustrasi vaksin covid-19 dosis ke-4 (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang mempertimbangkan pemberian vaksin booster ke-2 atau vaksin Covid-19 dosis ke-4

Hal ini diungkap Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, bahwa saat ini pemerintah tetap fokus memprioritaskan pemberian vaksin dosis ke-1, dosis ke-2, dan vaksin booster.

Sedangkan vaksin booster ke-2 atau vaksin Covid-19 dosis ke-4 tengah dipertimbangkan, karena beberapa negara sudah memberlakukan program ini.

"Tapi belum semua negara, karena semua negara itu ada yang seperti kita karena cakupan boosternya aja belum memenuhi," ungkap Syahril saat dihubungi awak media, Selasa (22/7/2022).

Baca Juga: Malaysia Izinkan Pemberian Vaksin Booster Dosis Kedua, Indonesia Bagaimana?

Seperti diketahui, per 22 Juli 2022 total vaksin Covid-19 dosis 1 dan 2 mencapai 169 juta atau 81,4 persen dari target 208 juta penduduk yang divaksinasi.

Sedangkan vaksin booster atau vaksin dosis ke-3 baru mencapai 53 juta atau 25,8 persen dari total sasaran 208 juta penduduk.

Tapi pertimbangan pemberian vaksin booster ke-2 atau vaksin dosis ke-4 diberikan, karena pandemi Covid-19 cenderung berkepanjangan, sedangkan antibodi yang dihasilkan dari vaksin bisa menurun setelah 6 bulan pemberian.

"Sehingga apabila nanti pandemi ini berkepanjangan, maka ada suatu pemikiran atau ada suatu rekomendasi dari berbagai pihak untuk dilakukan vaksinasi booster ke 2," jelas Syahril.

Jika program vaksin booster ke-2 diberikan, maka pemerintah akan lebih dulu memprioritaskan kelompok berisiko, seperti orang dengan komorbiditas atau penyakit penyerta, lanjut usia (lansia) atau orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Booster Keempat Vaksin AstraZeneca 73% Efektif Melawan Varian Omicron, Begini Penjelasannya

"Contohnya usia lanjut, tenaga kesehatan, orang yang melayani publik, ya itu semua kan program ada prioritasnya, yang berkaitan dengan kemampuan, biaya dan sebagainya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI