Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan lewat media sosial bahwa dirinya terinfeksi Covid-19.
Melalui video yang diunggah ke Twitter, Joe Biden menekankan dalam kondisi baik dan gejala yang dialaminya ringan.
Meski begitu, presiden berusia 79 tahun itu masih berisiko mengalami long covid=19, kendati telah divaksinasi dua dosis dan mendapatkan booster dua kali.
Dokter di Amerika Serikat sekaligus penulis "Immunity Strong," Dr. Bob Lahita, mengatakan, bahwa long covid-19 yang paling umum terjadi pada penyintas dari berbagai usia biasanya kabut otak.
Baca Juga: Pidato Joe Biden Tentang Kondisi Kesehatannya Picu Kebingungan, Dikira Sedang Sakit Kanker
Gejala sisa seperti itu bahkan bisa bertahan hingga berbulan-bulan.
"Yah, itu bisa bertahan di mana saja, dari satu bulan hingga enam bulan hingga satu tahun. Sebenarnya virus covid ada," kata dokter Bob dalam siaran Your World with Neil Cavuto, dikutip dari Fox.
Ia menjelaskan bahwa karakteristik virus corona SARS Cov-2 itu akan memilih hinggap di jaringan saraf, salah satunya otak. Bahkan, virus lebih suka hidup di sistem saraf otak sehingga jumlahnya lebih banyak daripada di bagian tubuh lainnya.
Itulah sebabnya, kata dokter Bob, pasien Covid-19 juga bisa mengalami kehilangan indera penciuman dan indera perasa.
"Itu tandanya virus sudah menyerang sistem saraf. Jadi tidak mengherankan bahwa lebih dari 20 persen orang mendapatkan apa yang disebut kabut otak," ujarnya.
Baca Juga: Bisakah Long Covid Benar-Benar Disembuhkan?
Sebelumnya, sekretaris Pers Gedung Putih di AS, Karine Jean Pierre mengatakan bahwa Joe Biden akan terus menjalankan semua tugasnya meskipun dinyatakan positif Covid-19.
"Dia divaksinasi penuh dan dua kali, dikuatkan, dan mengalami gejala yang sangat ringan," kata Jean-Pierre.
Biden diberi pengobatan dengan antivirus Paxlovid. Jean-Pierre mengatakan Biden telah berbicara dengan anggota staf Gedung Putih melalui telepon pagi ini, dan akan berpartisipasi dalam pertemuan yang direncanakan di Gedung Putih melalui telepon dan Zoom dari kediamannya.
"Konsisten dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dia akan melakukan isolasi mandiri di Gedung Putih dan akan terus menjalankan semua tugas sepenuhnya selama waktu itu," kata Jean-Pierre lagi.