Suara.com - Wacana pemberian label BPA alias bisphenol A pada air galon isi ulang yang diwacanakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menjadi pro dan kontra. Apa penyebabnya?
Direktur Salemba Institute Edi Humaidi meminta BPOM untuk tidak tergesa-gesa melakukan pelabelan BPA pada air galon isi ulang. Sebabnya, ada 4 instansi yang juga terdampak pada aturan ini.
"Ada empat instansi yang terlibat untuk urusan ini. Jadi BPOM bukan satu-satunya. Persoalannya, empat instansi tersebut mengusulkan rekomendasi perlunya pengawasan dan penindakan. Bukan seperti kemauan BPOM kasih label di galon. Nah, ada apa kok BPOM ngotot?" kata Edi.
Empat instansi tersebut adalah Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU).
Karena adanya pro kontra, Edi meminta keterlibatan presiden untuk menengahi isu ini. Sebab ia menilai belum ada faktor yang mengharuskan adanya label BPA untuk air minum dalam kemasan.
"Memang ada apa fenomena kejadian atau cuaca apa di Indonesia kok tiba tiba galon yang bertahun tahun dinyatakan aman dalam satu tahun kemudian luruh? Apa ada kenaikan suhu selama setahun terakhir? BPOM perlu jelaskan ini. Ilmu itu ada latar belakang dan prosesnya bukan mendadak terjadi," tuturnya lagi.
Kritik tentang label BPA pada air galon isi ulang juga disampaikan oleh anggota DPR RI Ribka Tjiptaning Proletariyati. Ia menyebut BPOM tidak perlu tergesa-gesa memberlakukan regulasi baru soal labelisasi bahaya BPA pada galon isi ulang.
"BPOM tidak boleh memihak pada satu perusahaan apa pun, harus objektif kalau untuk kesehatan masyarakat," kata Ribka Tjiptaning kepada wartawan, baru-baru ini.
BPOM Ungkap 7 Risiko BPA pada Galon
Baca Juga: Kominfo: Berita Bahaya BPA pada Galon Isi Ulang Benar, Bukan Hoax
Sebelumnya Deputi Bidang Pengawasan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Rita Endang, membeberkan tujuh jenis penyakit terkait bahaya bahan kimia Bisfenol A (BPA) pada galon guna ulang yang beredar luas di masyarakat.