Suara.com - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal 2020 saat ini mulai mereda. Banyak negara yang telah mengeluarkan peraturan untuk tidak wajib menggunakan masker di ruangan terbuka maupun ruangan tertutup. Vaksin 1,2, hingga vaksin booster juga sudah didistribusikan kepada masyarakat dunia demi memerangi virus ini.
Namun, bahaya lain kini mengancam dunia kembali. Virus corona yang saat ini sudah memiliki berbagai varian kali ini menambah daftar panjang mutasi virus yang terjadi, hingga WHO mengeluarkan peringatan kembali setelah varian baru corona ini ditemukan.
Dari banyaknya varian virus yang ada, beberapa dari virus tersebut memiliki gejala yang berat hingga gejala yang ringan. WHO sendiri sudah menghimbau warga dunia untuk tetap waspada, walau varian yang saat ini ditemukan masih tergolong virus dengan gejala ringan.
1. Penyebab varian semakin banyak
Baca Juga: Heboh Omicron Centaurus Disebut Lebih Menular, Kapan Kelarnya Sih Pandemi?
Adanya mutasi gen pada virus membuat varian virus ini semakin banyak dan seolah tak terkendali. Kerja RNA yang memang berevolusi dan berubah ubah sesuai dengan kondisi dimana virus itu berada yaitu tubuh manusia dan menghasilkan virus baru yang bersifat genetik.
Hal ini tentu tidak dapat dihindari karena sifat virus yang sudah mutlak sehingga diperlukan vaksin yang tepat untuk setiap kondisi tubuh agar bisa memerangi virus yang masuk.
2. Kombinasi vaksin untuk lawan virus baru
Perusahaan produsen vaksin Moderna sempat mengungkap bahwa kombinasi vaksin 1 dan 2 serta penggunaan vaksin booster Moderna secara ilmiah dapat menangkal virus omicron dengan persentase lebih tinggi dibanding kombinasi vaksin lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Moderna yang menyatakan bahwa orang orang yang diinjeksi varian Moderna ini cenderung tidak mudah terinfeksi virus baru dari data masyarakat Eropa yang notabene menjadi masyarakat awam yang menerima booster.
Baca Juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Serang Australia, Warga Kembali Diminta WFH
3. Awal mula varian Omicron
Varian corona omicron yang sudah bermutasi dan cepat menular ini awal mulanya ditemukan pada kasus pasien di Afrika Selatan pada November 2021 lalu. Varian ini diduga cepat menular walau penderitanya diungkap hanya akan merasakan gejala ringan seperti batuk pilek.
4. Omicron ditemukan di Indonesia
Tak begitu lama dari terungkapnya varian baru omicron di Afrika Selatan, Kementerian Kesehatan menemukan kasus dengan varian yang sama dari seorang WNI yang baru sampai dari Nigeria pada akhir November 2021 lalu. Uji laboratorium yang dilakukan Kemkes ternyata membuktikan bahwa varian ini memang berasal dari Afrika Selatan dan dapat menjangkit lebih banyak orang karena penularannya yang begitu cepat.
5. Varian baru Omicron BA.4 dan BA.5
Dunia kembali heboh usai WHO lagi-lagi mengumumkan adanya laporan munculnya varian baru omicron bernama BA.4 dan BA.5. Pemerintah Indonesia pun kembali mengeluarkan peraturan PPKM di berbagai daerah di Indonesia demi mencegah penyebaran virus secara masif. Kasus yang sama ternyata juga telah ditemukan di Indonesia dalam suspek sebanyak 4 orang dengan gejala ringan dan gejala sedang.
6. Muncul varian baru Omicron Centaurus
Belum selesai dengan penanganan omicron BA.4 dan BA.5, kini varian baru omicron bernama omicron Centaurus kembali ditemukan. Varian dengan nama lain BA.2.75 ini juga sudah ditemukan kasusnya di Bali.
Kontributor : Dea Nabila