Jumlah Bayi dan Anak Terkena Dengue Tinggi, Ini Hal yang Bisa Orangtua Lakukan Agar Gejala Tak Berat

Kamis, 21 Juli 2022 | 10:30 WIB
Jumlah Bayi dan Anak Terkena Dengue Tinggi, Ini Hal yang Bisa Orangtua Lakukan Agar Gejala Tak Berat
Ilustrasi anak sakit - apakah hepatitis akut bisa sembuh total (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan hiperendemi Dengue di mana kasus Dengue cenderung mengalami peningkatan saat peralihan musim hujan ke musim kemarau.

Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, IDAI, Dr. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), mengatakan jika setiap orang berisiko terjangkit Dengue, tidak terbatas pada umur, jenis kelamin, di mana mereka tinggal, maupun gaya hidup.

Namun, bayi dan mereka yang memiliki komorbid dikatakan lebih berisiko. Oleh karena itu, seluruh anggota keluarga memiliki risiko yang sama terjangkit Dengue. 

Melansir data dari Kemenkes RI, jumlah kasus Dengue dapat ditemukan pada seluruh kelompok usia, dimana pada rentang usia 5-14 tahun dan 15-44 tahun, masing-masing sebanyak 36,10 persen dan 38,01 persen. Sedangkan jumlah kasus kematian akibat Dengue paling banyak adalah pada kelompok usia 5-14 tahun, yaitu sebanyak 40,58 persen. 

Baca Juga: Ghana Mengonfirmasi 2 Kasus Infeksi Virus Marburg, WHO Minta Ambil Tindakan Tegas

Gejala Demam Berdarah Dengue dan Cara Mengatasinya (Pexels.com)
Gejala Demam Berdarah Dengue dan Cara Mengatasinya (Pexels.com)

Dengan tingginya jumlah anak-anak hingga remaja yang terkena bahkan meninggal dunia akibat Dengue ini, Dr. Anggraini mengatakan jika orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalisir jumlah kasus Dengue. 

"Para orang tua diharapkan mewaspadai adanya individu yang terjangkit dengue di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak, maupun tempat bermain anak. Apabila anak demam, berilah banyak minum, istirahat, dan segera ke layanan kesehatan untuk memastikan apakah ia terinfeksi oleh virus dengue," jelasnya dalam diskusi bersama Takeda Indonesia Rabu (20/7/2022).

Apabila anak dengue, lanjut dia upayakan setiap hari dapat berkonsultasi ke dokter dan waspadalah apabila anak memasuki fase penurunan demam yaitu di hari ke-3 sampai 7 sakit. 

Pada fase ini, anak mungkin menunjukkan tanda bahaya seperti muntah-muntah, nyeri perut hebat, perdarahan hidung atau tempat lain, tangan teraba lembab/anyep, gelisah, kejang, atau sulit dibangunkan. 

"Apabila ditemukan tanda bahaya, segeralah membawa anak ke rumah sakit atau puskesmas dengan tempat perawatan karena kondisi dapat berlanjut menjadi berat (severe dengue) yang mengancam kehidupan, akibat terjadinya kebocoran plasma hebat, perdarahan berat dan kerusakan organ.” tutupnya.

Baca Juga: Waspadai 5 Penyakit di Musim Pancaroba

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI