Suara.com - Aktris Emilia Clarke kembali menyinggung kondisinya ketika menderita aneurisma otak pada 2011 dan 2013 silam. Ia menjalani operasi sebanyak dua kali, dan salah satunya gagal hingga membuatnya mengalami pendarahan besar.
"Jumlah bagian otak yang tidak lagi bisa digunakan, sungguh luar biasa bahwa saya dapat berbicara, terkadang mengartikulasikan, dan menjalani hidup sepenuhnya normal tanpa dampak sama sekali," jelas Clarke, dilansir Today.
Clarke merasa bersyukur karena dirinya tergolong orang-orang yang beruntung.
Aneurisma otak terjadi ketika tonjolan terbentuk di pembuluh darah di otak yang berisi darah. Umumnya kondisi tidak menunjukkan gejala hingga pecah atau bocor.
Baca Juga: Cobaan Baru Keluarga Ruben Onsu, Sarwendah Idap Kista di Batang Otak
Bila pecah, dapat menyebabkan sakit kepala parah dan stroke fatal.
Siapa yang berisiko mengalami aneurisma otak?
Berdasarkan Cleveland Clinic, seseorang lebih mungkin mengalami aneurisma otak jika:
- Perempuan
- Berusia 40 hingga 60 tahun
- Memiliki riawayat keluarga aneurisma
- Memiliki kelainan pembulih darah langka seperti diseksi arteri, displasia fibromuskular atau arteritis serebral
- Memiliki kelainan genetik yang memengaruhi jaringan ikat seperti sindrom Ehlers-Danlos, sindrom Marfan, neurofibromatosis tipe 1 atau sindrom Loeys-Dietz
- Memiliki penyakit ginjal polikistik
- Terlahir dengan aneurisma otak sebagai cacat lahir
Aneurisma otak bisa turun-menurun di keluarga. Studi menunjukkan hubungannya dapat bervariasi, antara 10 persen hingga 20 persen.
Risiko itu menjadi lebih mungkin jika seseorang atau anggota keluarganya memiliki faktor risiko lain untuk aneurisma otak.
Baca Juga: Sampai Kalut! Ruben Onsu Sebut Sarwendah Punya Kista di Batang Otak