Gelombang Ketiga Covid-19 Serang Australia, Warga Kembali Diminta WFH

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 21 Juli 2022 | 06:35 WIB
Gelombang Ketiga Covid-19 Serang Australia, Warga Kembali Diminta WFH
Sampel darah yang terindikasi positif virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Australia melaporkan kenaikan kasus virus Corona akibat gelombang ketiga Covid-19, yang dipercaya terjadi akibat penyebaran varian Omicron.

Dilansir ANTARA, Australia meminta masyarakat untuk kembali melakukan WFH alias kerja dari rumah, kembali menggunakan masker dalam ruangan, hingga mendapatkan vaksin booster untuk menanggulangi penyebaran.

Gelombang ketiga Omicron di Australia itu dipicu oleh subvarian BA.4 dan BA.5 yang sangat cepat menular.

Lebih dari 300.000 kasus tercatat selama tujuh hari terakhir, bahkan ketika otoritas mengatakan jumlah sebenarnya bisa berlipat ganda.

Baca Juga: Kota Perbatasan Korea Utara dan China Laporkan Subvarian Terbaru Omicron

"Kita perlu melakukan beberapa hal secara berbeda, setidaknya untuk waktu yang singkat," kata Kepala Medis Australia Paul Kelly kepada Radio ABC.

Dia memperkirakan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akan segera mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

"Kami tahu bahwa bekerja dari rumah adalah bagian yang sangat penting untuk menghentikan apa yang kami sebut penyebaran makro," ujar Kelly.

Sekitar 5.300 warga Australia saat ini dirawat di rumah sakit karena menderita COVID-19. Jumlah tersebut mendekati rekor 5.390 pasien yang tercatat pada Januari selama wabah BA.1, berdasarkan data resmi pemerintah.

Jumlah orang yang dirawat di negara bagian Queensland, Tasmania, dan Australia Barat sudah mencapai angka tertinggi sejak pandemi dimulai.

Baca Juga: Malaysia Izinkan Pemberian Vaksin Booster Dosis Kedua, Indonesia Bagaimana?

Namun, Kelly mengatakan dia tidak merekomendasikan penerapan kembali wajib masker atau tindakan pembatasan lainnya.

Pekan lalu, Australia mengaktifkan kembali bantuan tunai untuk pekerja lepas yang harus dikarantina karena COVID-19 setelah lebih banyak pekerja mulai mengeluh sakit.

Beberapa petugas kesehatan di garis depan penanganan pandemi juga sakit atau dalam isolasi sehingga makin membebani sistem kesehatan Australia.

Pihak berwenang juga telah memperingatkan bahwa terlambat mendapatkan booster dapat memperburuk krisis kesehatan.

Sejauh ini, 95 persen orang di atas 16 tahun telah menerima dua dosis vaksin sehingga membantu menjaga total kasus COVID-19 Australia di bawah 9 juta dan kematian pada angka 10.845, angka yang jauh lebih rendah daripada banyak negara.

Sementara itu, baru sekitar 71 persen orang di negara itu yang menerima tiga dosis vaksin atau lebih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI