Orangtua, Yuk Kenali Jenis-jenis Kuman Penyebab Keracunan yang Mengintai Anak Jika Jajan Sembarangan!

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 20 Juli 2022 | 11:14 WIB
Orangtua, Yuk Kenali Jenis-jenis Kuman Penyebab Keracunan yang Mengintai Anak Jika Jajan Sembarangan!
Ilustrasi keracunan makanan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun ajaran baru sudah dimulai dan itu artinya anak-anak kembali ke sekolah. Namun satu hal yang perlu menjadi perhatian orangtua adalah, tetap pantau kesehatan anak-anak selama bersekolah!

Selain ancaman infeksi Covid-19, anak juga berisiko mengalami keracunan yang dapat menyerang sistem pencernaan dan kesehatan mereka. Keracunan bisa terjadi karena di sekolah, anak cenderung jajan sembarangan.

Dari segala jenis kuman yang ada di dunia, berikut adalah beberapa yang paling umum menjadi penyebab keracunan makanan, seperi yang dikutip Suara.com dari Hello Sehat ini.

Ilustrasi jajanan berbahaya di sekolah. (Foto: Antara/Asep Fathulrahman)
Ilustrasi jajanan berbahaya di sekolah. (Foto: Antara/Asep Fathulrahman)

1. Salmonella
Salmonella typhi adalah bakteri yang sering menjadi penyebab keracunan makanan. Bakteri ini hidup di usus hewan ternak. Anak bisa terinfeksi dari mengonsumsi produk pangan yang terkontaminasi feses hewan mengandung bakteri salmonella.

Baca Juga: 3 Minuman atau Makanan yang Harus Kamu Hindari Setelah Keracunan Makanan

Ada banyak sumber makanan yang berisiko terkontaminasi Salmonella typhi. Antara lain telur, daging unggas, daging merah, susu atau jus buah yang tidak dipasteurisasi, keju, rempah-rempah, kacang-kacangan, serta buah dan sayuran mentah.

Gejala infeksi biasa muncul sekitar enam hingga 72 jam setelah terpapar Salmonella yang menjadi penyebab keracunan makanan. Selain keracunan makanan, Salmonella juga menjadi penyebab penyakit tipes (demam tifoid).

2. Shigella
Shigella adalah bakteri penyebab keracunan makanan yang umum menjangkiti anak kecil di tepat penitipan anak (daycare) atau sekolah.

Sebagian besar orang yang terinfeksi Shigella mengalami diare berlendir (bisa juga berdarah), demam tinggi, dan kram perut dalam satu atau tiga hari setelah terpapar bakteri.

Sumber makanan yang berisiko tinggi terkontaminasi shigella adalah sayuran mentah yang tidak dicuci, atau salad sayur mentah yang diolah langsung dengan tangan telanjang.

Baca Juga: 3 Makanan atau Minuman yang Boleh Dikonsumsi Setelah Keracunan Makanan

3. Campylobacter
Bakteri lain yang dapat menjadi penyebab keracunan makanan adalah Campylobacter jejuni. Bakteri ini dianggap sebagai bakteri penyebab keracunan makanan yang paling umum di dunia.

Badan Kesehatan Dunia WHO mencatat setiap tahun hampir 1 dari 10 orang di dunia mengalami keracunan akibat terinfeksi Campylobacter. Bakteri ini sering ada di makanan mentah atau yang kurang matang, air mentah yang tidak dimasak atau sudah tercemar, dan di susu mentah yang tidak dipasteurisasi.

Gejala yang ditimbulkan akibat bakteri Campylobacter jejuni bisa muncul sekitar 2-5 hari setelah Anda mengonsumsi makanan terkontaminasi. Wujud gejalanya bisa termasuk diare (kadang-kadang berdarah), demam, kram perut, mual, nyeri otot, dan sakit kepala.

Infeksi Campylobacter umumnya ringan, tetapi bisa berakibat fatal pada anak-anak yang sangat muda, lansia, dan orang yang sistem imunnya lemah.

4. Escherichia Coli 0157
Escherichia coli atau E. coli adalah kelompok bakteri yang menjadi penyebab banyak penyakit pada manusia, seperti ISK dan pneumonia. Dari banyak jenisnya, E. coli O157 adalah yang spesifik menyebabkan keracunan makanan.

E. coli O157 menular ke manusia terutama melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti produk daging giling mentah (seperti daging burger) atau kurang matang, jus dan susu mentah (nonpasteurisasi), serta sayuran mentah dan kecambah yang terkontaminasi.

Selain itu, bakteri ini juga sering ada di sumber air, seperti kolam renang, sungai (kali), serta sumur dan palung air. E. coli O157 dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan dalam air.

Infeksi E. coli O157 dapat menyebabkan kram perut parah, diare berdarah, dan terkadang demam ringan. Gejala biasanya membaik dalam waktu seminggu. Namun, keracunan makanan karena infeksi E. coli juga dapat menyebabkan komplikasi mengancam jiwa, yang disebut hemolytic uremic syndrome (HUS).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI