Suara.com - Kasus stunting (tubuh pendek), wasting (tubuh kurus), dan obesitas pada anak saat ini masih tinggi di Indonesia. Banyaknya beberapa kasus tersebut menandakan status gizi anak di Indonesia yang belum terpenuhi.
Ketua PKGK FKM UI, Ahmad Syafiq, Ir, MSc, PhD mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan kasus tersebut yaitu karena pemenuhan gizi yang belum mencukupi. Selain itu, pengetahuan Ibu juga masih terbilang kurang sehingga gizi anak tidak terpenuhi dengan baik.
“Gizi buruk berdampak pada 3 kondisi, stunting (tubuh pendek), wasting (tubuh kurus), dan obesitas. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menjadi pemicunya,” ucap Syafiq dalam peluncuran program #MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga), Selasa (19/7/2022).
Untuk menghadapi tiga kondisi tersebut harus mengetahui masalah yang menjadi penyebab status gizi yang kurang. Syafiq sendiri membagi penentu status gizi anak dalam dua hal, yaitu jangka panjang dan pendek.
Jangka panjang

Syafiq mengungkapkan, untuk penentuan status gizi untuk jangka panjang harus diketahui dari akar permasalahan yang dihadapi.
“Status gizi ini juga ditentukan hal-hal jangka panjang yang menjadi akar permasalahan mengapa masih banyak anak dengan status gizi yang buruk,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini terdapat beberapa akar masalah yang menyebabkan gizi anak tidak terpenuhi di antaranya:
- Kelembagaan yang kurang memperhatikan status gizi anak.
- Politik dan Ideologi yang membuat masyarakat sulit untuk pemenuhan gizi anak.
- Kebijakan Ekonomi yang membuat masyarakat sulit memenuhi kebutuhan anak.
- Sumber daya lingkungan, teknologi, dan penduduk yang masih kurang memadai.
Jangka Pendek
Baca Juga: Kasus Stunting di Kepri Capai 17 Persen, Dinkes Kepri Tetap Atasi Sampai Turun
Sementara itu, untuk penentuan status gizi jangka pendek sendiri status gizi disebabkan beberapa hal berikut.