Suara.com - Pernahkah Anda terbangun di malam hari karena merasa kepanasan dan berkeringat, namun bukan disebabkan oleh suhu ruangan ataupun cuaca di ingkungan sekitar? Jika ya, Anda mungkin mengalami hot flashes
Hot flashes mulai muncul di usia 40 tahunan, ketika perempuan mulai mengalami penurunan kadar estrogen dan progesteron, sebagai tanda dimulainya perimenopause, atau masa transisi sebelum menopause.
Tidak diketahui apa sebenarnya yang menyebabkan hot flashes. Namun, para ahli meyakini bahwa perubahan hormonal memengaruhi pusat pengaturan suhu di otak, yang dapat menyebabkan reaksi tubuh Anda terhadap perubahan suhu internal. Dan itu bisa membuat Anda berkeringat dan bangun dengan basah kuyup di malam hari.
Jadi, haruskah Anda khawatir?
Spesialis penyakit dalam dan kesehatan wanita Andrea Sikon, MD, seperti dilansir dari Cleveland Clinic, mengatakan bahwa hot flashes adalah gejala umum menopause.
“Hot flashes digambarkan oleh banyak orang sebagai serangan panas yang tiba-tiba di area tubu. Rasa panas itu kemudian menyebar, diikuti oleh keringat dan terkadang rasa dingin sesudahnya,” kata Dr. Sikon.
Beberapa individu mungkin tidak mengalami hot flashes. Tetapi bagi mereka yang mengalaminya, tingkat keparahan dan lamanya waktu setiap hot flashes dapat berbeda-beda.
“Hot flashes bisa sangat intens dan sangat mengganggu. Beberapa individu bahkan mendapati keringat yang sampai menetes di pakaian,” jelas Dr. Sikon.
Lalu, apakah hot flashes ini mengindikasikan adanya masalah kesehatan pada tubuh?
Baca Juga: Masuk Usia 50 Tahun,Yuni Shara Ngaku Siap dengan Fase Menopause
Tidak secara langsung, kata dr Sikon.