Mengenal Sindrom Patah Hati dan Sindrom Hati Bahagia yang Bisa Berakhir Fatal

Rabu, 20 Juli 2022 | 07:30 WIB
Mengenal Sindrom Patah Hati dan Sindrom Hati Bahagia yang Bisa Berakhir Fatal
Ilustrasi sindrom patah hati (pexels.com/ @Inzmam Khan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernah kah Anda mendengar 'sindrom patah hati (broken heart syndrome)' dan 'sindrom hati bahagia (happy heart syndrome)'?

Ilmuwan Jerman telah menemukan sindrom langka dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa kebahagiaan berlebihan atau kesedihan berlebihan dapat menyebabkan kematian.

Pada tahun 2002, seorang dokter Jepang, Hikaru Sato, mengetahui suatu kondisi di mana orang bisa meninggal karena patah hati. Kondisi itu disebut Takotsubo cardiomyopathy atau sindrom patah hati.

Sama halnya dengan orang yang terlalu bahagia, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: Diderita Justin Bieber, Kelumpuhan Wajah Akibat Sindrom Ramsay Hunt Bisa Sebabkan Komplikasi

Sindrom patah hati atau Kardiomiopati Takotsubo (Lisi M/Medscape)
Sindrom patah hati atau Kardiomiopati Takotsubo (Lisi M/Medscape)

Apa itu Sindrom Patah Hati?

Fakta terpenting yang perlu diingat adalah bahwa sindrom ini sangat jarang berakibat fatal. Karenanya, sindrom patah hati sangat langka, menurut The Health Site.

Sindrom patah hati terbukti berhubungan dengan stres emosional atau fisik yang signifikan. Mekanisme di mana sters menyebabkan perubahan bentuk jantung.

Gejala setelah perubahan tersebut adalah nyeri dada dan sesak napas.

Ketika seseorang berada di bawah tekanan besar, hormon memainkan peran sangat penting dalam melepaskan katekolamin, yang memengaruhi jantung dan tubuh.

Baca Juga: Justin Bieber Alami Kelumpuhan Wajah Akibat Sindrom Ramsay Hunt, Mungkinkah Sembuh?

Itu menyebabkan peningkatan denyut jantung dan akhirnya menyebabkan serangan jantung.

Efek tersebut dalam situasi stres bukanlah kejutan, karena seringkali tubuh dan pikiran masuk ke mode fight-or-flight, yang memicu pelepasan katekolamin ini.

Peristiwa stres yang dapat memicu sindrom takotsubo seperti menerima berita buruk, kehilangan orang yang dicintai, kekerasan dalam rumah tangga, kecelakaan mobil, hingga berbicara di depan umum.

Mengenal Sindrom Hati Bahagia

Baru-baru ini, para peneliti di Jerman telah menggambarkan pasien dengan sindrom Takotsubo yang dipicu oleh peristiwa bahagia, seperti pernikahan, kelahiran cucu, dan memenangkan jackpot.

Dari 910 pasien dalam penelitian yang memiliki pemicu emosional untuk sindrom Takotsubo, 37 memiliki sindrom bahagia hati dan 873 memiliki sindrom patah hati.

Tidak seperti sindrom patah hati, yang terutama menyerang wanita, sindrom hati bahagia sebagian besar diamati pada pria.

Komplikasi yang timbul karena kedua sindrom ini ternyata sangat mirip.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI