Suara.com - Ruam kulit atau umumnya disebut biduran bisa sangat menganggu aktivitas karena terasa gatal dan perih, bahkan kerap membuat penderitanya tidak percaya diri.
Tapi ada beberapa orang yang mengalami biduran usai terkena sinar matahari terlalu lama, kira-kira apa ya sebabnya?
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Dia Febrina, SpKK kondisi ini bisa diterjadi karena orang tersebut alergi sinar matahari atau dalam istilah medis dikenal sebagai urtikaria solaris.
"Urtikaria solaris adalah bentuk langka dari urtikaria kronis yang dapat dicetuskan oleh sinar matahari alami atau sumber cahaya buatan, yang memancarkan radiasi ultraviolet," ujar dr. Dia melalui keterangan yang diterima suara.com, Selasa (19/7/2022).
Ia menambahkan, orang dengan alergi sinar matahari ini umumnya kulit akan membengkak atau biduran hanya dalam waktu beberapa menit setelah terpapar.
"Reaksi dapat mereda dalam beberapa menit atau dapat bertahan hingga satu jam atau lebih," terangnya.
Cara menangani kondisi ini selaiknya penyakit alergi lainnya yaitu menghindari pencetusnya, yang berarti harus menghindari atau meminimalisir kulit dari paparan sinar matahari.
"Antihistamin oral dapat membantu dalam mengurangi gejala gatal, tetapi jarang mencegah reaksi sama sekali," tutup dr. Dia.
Antihistamin adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati rinitis alergi dan alergi lainnya.
Baca Juga: Gegara Sering Berjemur Tanpa Pakai Sunscreen, Wanita Ini Idap Kanker Kulit di Kepala hingga Pitak
Antihistamin dapat memberikan rasa lega ketika seseorang mengalami hidung tersumbat, bersin, atau gatal karena serbuk sari, tungau debu rumah, atau alergi hewan.
Tapi harus diingat, karena ada efek samping yang perlu diwaspadai, obat ini harus diberikan berdasarkan instruksi dokter, karena ada penyesuaian dosis pada setiap kasus atau kondisi pasien yang berbeda.