Suara.com - Epidemiolog dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH mengatakan bahwa meskipun kasus harian gelombang ketiga pandemi Covid-19 Indonesia hari ini, Selasa (19/7/2022) tembus 5.085 infeksi baru, namun ini belumlah sampai pada puncak kasus.
Menurut dr. Dicky, temuan kasus Covid-19 yang ada saat ini kenyataannya masih jauh lebih besar, karena turunnya testing dan tidak banyak masyarakat yang melaporkan kondisinya, mengingat mayoritas bergejala ringan atau tanpa gejala.
"5000 (kasus) pun ini belum menemukan semuanya, jadi kasus ini sebenarnya jauh lebih besar, dan ini belum puncaknya, jadi masih terus meningkat," ujar dr. Dicky kepada suara.com, Selasa (19/7/2022).
Dokter sekaligus Peneliti Health Security Griffith University Australia itu menambahkan, apabila nantinya kasus baru tembus 50 ribu hingga 100 ribu infeksi per hari, menurutnya itu bukanlah satu hal yang aneh.
Baca Juga: Menkes Perkirakan Data Jemaah Haji Positif COVID-19 Pengaruhi Prediksi Puncak Kasus COVID-19
"Sebetulnya sesuatu yang tidak aneh dengan Sub Varian Omicron BA.5, apalagi nanti ada BA.275 lebih merebak lagi," ungkapnya.
Menurut dr. Dicky, cepatnya penularan karena mutasi virus saat ini lebih mampu menghindari sistem kekebalan tubuh. Bahkan tetap bisa menginfeksi ulang orang yang sudah divaksinasi atau orang yang sudah tertular Covid-19 sebelumnya.
"Kecepatan dia menginfeksi dan mereinfeksi ini memang jauh dibandingkan subvarian atau varian sebelumnya," tutup dr. Dicky.
Sekedar informasi, kasus Covid-19 per 19 Juli 2022 tembus 5.085 infeksi baru. Dimana kasus aktif atau orang yang masih bisa menularkan Covid-19 di Indonesia tembus lebih dari 30 ribu.
Untuk jumlah tes yang berhasil dilakukan tembus 80 ribu orang dalam sehari, angka tertinggi sejak 2 bulan terkahir. Namun positivity rate atau tingkat penularan Covid-19 di tanah air tembus 9,08 persen.
Baca Juga: Pandemi Belum Usai, Dinkes Kota Yogyakarta Catat Tren Kenaikan Kasus Covid-19