Suara.com - Kasus harian Covid-19 Indonesia melonjak hingga tembus lebih dari 5.000 infeksi. Epidemiolog pun angkat bicara dan meminta pemerintah kejar target vaksin booster atau vaksin dosis ketiga Covid-19.
Ini karena vaksin booster sangat efektif mencegah gejala berat atau perburukan dan harus dirawat di rumah sakit, khususnya bagi kelompok berisiko atau orang dengan penyakit penyerta alias komorbiditas.
"Yang jadi permasalahan saat ini adalah upaya mencegah infeksi ini terutama jangan sampai menimpa pada kelompok berisiko tinggi. Atau pada orang yang belum mendapatkan 3 dosis, ini yang harus segera dikejar," ujar dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, saat dihubungi suara.com, Selasa (19/7/2022).
Ia juga mengingatkan pemerintah untuk tidak menunggu ledakan kasus, atau jangan sampai menunggu hospitality rate atau jumlah orang yang dirawat di rumah sakit melonjak.
Baca Juga: Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Kaltim Bertambah 49 Orang, yang Sembuh 6 Pasien
Mengingat jika ini yang terjadi, tenaga kesehatan (nakes) akan kembali mendapat beban merawat pasien Covid-19 dalam jumlah banyak. Apalagi pada kenyataannya, mayoritas nakes Indonesia sudah mendapatkan dosis vaksin booster lebih dari 6 bulan lalu.
"Jadi upaya saat ini jangan sampai menunggu ledakan, tapi juga mengejar terutama mengejar cakupan 3 dosis, yang masih jadi PR dan ini yang harus segera dikejar," tutup dr. Dicky.
Sekedar informasi, kasus Covid-19 per 19 Juli 2022 tembus 5.085 infeksi baru. Dimana kasus aktif atau orang yang masih bisa menularkan Covid-19 di Indonesia tembus lebih dari 30 ribu.
Kabar baiknya, jumlah tes Covid-19 sudah mencapai 80 ribu orang dalam sehari, angka tertinggi sejak 2 bulan terkahir. Namun positivity rate atau tingkat penularan Covid-19 di tanah air tembus 9,08 persen.
Baca Juga: Media Vietnam Sentil Syarat Vaksin Booster di Piala AFF U-16, Ketua Umum PSSI Beri Jawaban Menohok