Suara.com - Seorang lelaki mengalami penis retak saat berhubungan seks berakhir dengan apa yang disebut dokter sebagai "kelainan bentuk terong" pada penisnya.
Lelaki berusia 50 tahun yang tidak disebutkan namanya itu menderita patah tulang penis yang sangat langka dan menyakitkan.
“Pasien sedang melakukan hubungan intim dengan istrinya ketika dia merasakan perasaan ‘retak’,” demikian makalah yang diterbitkan dalam International Journal of Surgery Case Reports menjelaskan seperti dilansir dari The Sun.
Setelah itu ia kehilangan ereksinya, mengalami ketidaknyamanan yang luar biasa, pendarahan dari uretra dan ketidakmampuan untuk buang air kecil.
Baca Juga: Hits Health: Dampak Covid-19 pada Penis, Perempuan Mengandung Janin yang Sudah Meninggal
Lelaki itu pergi ke rumah sakit tempat dia tinggal, di Jawa Timur, Indonesia, mengeluh bengkak selama empat jam.
Selama pemeriksaan fisik, dokter menemukan "deformitas" sebagai tanda yang jelas bahwa penis retak.
Penis menyimpang ke kanan memberikan bentuk melengkung, dan gambar menunjukkan pembengkakan yang aneh. Ada juga pendarahan yang signifikan di jaringan penis, memberikan warna memar ungu-merah di seluruh, seperti buahnya.
Itu menyulitkan petugas medis untuk memastikan dengan tepat di mana kerusakan itu, mengingat memar telah bermigrasi ke skrotum. Pemindaian menunjukkan pecahnya jaringan ereksi di sisi kanan penis pria itu, jaringan ikat jauh di dalam penis, dan uretra.
Pria itu segera dibawa ke meja operasi, yang dijelaskan oleh para dokter secara rinci dalam laporan kasus mereka. Ruang ereksi yang rusak diperbaiki dengan bahan dan jahitan yang dapat diserap, dan kedua ujung uretra diikat kembali.
Baca Juga: Dokter Temukan Dampak Covid-19: Penis Mengecil dan Membuat Lelaki Lebih Sulit Ereksi
Untuk mencegah darah dari pembekuan di skrotum, beberapa sayatan dibuat dan tabung drainase dimasukkan.Lima hari setelah operasi, pria itu dipulangkan dengan kateter yang seharusnya disimpan selama 21 hari sementara uretranya sembuh.