Ancaman Baru! Dokter Bingung Dengan Penyakit Mematikan Ini yang Mulanya Cuma Mimisan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 18 Juli 2022 | 11:41 WIB
Ancaman Baru! Dokter Bingung Dengan Penyakit Mematikan Ini yang Mulanya Cuma Mimisan
Ilustrasi hidung berdarah atau mimisan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini para dokter dibuat bingung dengan penyakit mematikan yang menyebabkan mimisan. Gejalanya juga termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan - tetapi tidak jelas bagaimana virus itu membunuh.

Sejauh ini, 13 kasus penyakit aneh telah dilaporkan di wilayah tenggara Tanzania, Lindi. Tiga orang tewas, kata pemerintah, Rabu.

Dilansir dari The Sun, sebuah tim dokter dan ahli kesehatan berjuang untuk menyelidiki penyakit yang tampaknya mirip dengan demam berdarah virus.

Kepala petugas medis negara itu Aifello Sichalwe mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua pasien telah dites negatif untuk virus serupa Ebola dan Marburg, serta Covid-19. Salah satu pasien telah pulih sepenuhnya sementara yang lain sedang diisolasi, katanya.

Ilustrasi anak mimisan. (Shutterstock)
Ilustrasi anak mimisan. (Shutterstock)

"Pemerintah membentuk tim profesional yang masih menyelidiki penyakit yang belum diketahui ini," tambahnya.

Dia meminta masyarakat di sekitar untuk tetap tenang. Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan mengatakan pada hari Selasa bahwa penyakit "aneh" yang dilaporkan di Lindi mungkin disebabkan oleh "tumbuhnya interaksi" antara manusia dan hewan liar.

Jika virus telah melompat dari hewan ke manusia, itu akan membuatnya menjadi penyakit zoonosis.

Sebuah laporan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis memperingatkan bahwa penyakit zoonosis menjadi masalah yang berkembang di Afrika.

Tetapi hanya Afrika yang terpengaruh - seperti yang terlihat pada cacar monyet, yang sekarang menyebar secara luar biasa secara global.

Baca Juga: 52 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Mayoritas Karena Penyakit Jantung

Monkeypox sebelumnya terbatas di Afrika, tetapi menyebabkan wabah besar di Inggris, Eropa, dan AS musim panas ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI